tag:blogger.com,1999:blog-8655324555263018742024-03-13T18:53:50.727+07:00BISNIS ISLAMI: Bisnis Ajaran Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi WassalamBisnis utama kita adalah berbisnis dengan Allah. Kita rida kepada Allah. Allah pun rida kepada kita. Kita "menjual" jiwa raga dan harta kita dengan rida berjuang di jalan Allah. Allah pun "membeli"nya dan rida memberikan "surga"-Nya kepada kita.Unknownnoreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-32891631333888455162013-10-23T15:34:00.001+07:002013-10-23T15:36:05.439+07:00Jadilah pemimpin yang mampu mengelola rezeki dari Allah<i>By Dana Anwari.</i> Keluarga yang kita pimpin, organisasi yang kita pimpin, perusahaan yang kita pimpin, maupun negeri yang kita pimpin patut dikelola dengan rasa syukur. Rasa syukur atas limpahan rezeki yang telah Allah anugerahkan kepada perkumpulan kita.
Janganlah perkumpulan kita yang tentram dengan limpahan rezeki-Nya dibuat menjadi penuh ketakutan dan kelaparan karena anggota perkumpulan mengingkari nikmat-nikmat yang telah Allah berikan dan tak mensyukuri-Nya.
Sebagai pemimpin yang telah diberikan Allah rezeki kelebihan derajat dari yang lain, kita harus mampu memimpin perjuangan menuju kepada keselamatan dan keberuntungan-Nya. Berdayakanlah kepemimpinan kita menjadi kepemimpinan yang mengajak kepada jalan yang terang yakni jalan yang telah ditunjuki Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk.
<i>Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS Al Araaf:10)</i>
<span class="fullpost">
<i>Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya). (QS An Nahl:55)
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS Al Nahl:112)
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Anam;165)</i>
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-58982098268286102762013-07-18T21:06:00.001+07:002013-07-18T21:09:43.254+07:00Meraih harta secara halal & Kelola harta di jalan Allah menjadikan kita kaya harta & tidak miskin hatiCarilah kesenangan (kesuksesan) hidup di dunia yang seirama dengan upaya mencari kesenangan (kesuksesan) di akhirat.
<i>Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak {1} dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).</i> (QS Ali Imran:14)
<span class="fullpost">
<i>Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.</i> (QS Al Qashash:77)
<i>
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.</i> (QS Al Kahfi:46)
bisnislami.blogspot.com
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-19199755937107422532011-08-26T20:55:00.001+07:002011-08-26T21:09:46.743+07:00Syiar di BBM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg__zQ1j9TGK_7Y2Nk5hd5605Zp49PaJei4qL73Sx-D2YzXUtoGXc_1p_znGCqrPfhknz91LsfqV7Rkv749j3zk-Nzvxdm5xn64cKK0uvIYO0h_gdHmisqmbYOL0dd6ijXQHeKqCOqW2Tw/s1600/blackberry_messenger.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="130" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg__zQ1j9TGK_7Y2Nk5hd5605Zp49PaJei4qL73Sx-D2YzXUtoGXc_1p_znGCqrPfhknz91LsfqV7Rkv749j3zk-Nzvxdm5xn64cKK0uvIYO0h_gdHmisqmbYOL0dd6ijXQHeKqCOqW2Tw/s200/blackberry_messenger.jpg" /></a></div><i>By Dana Anwari.</i> Di bulan Ramadhan tahun ini beredar di BlackBerry Messanger (bbm) syiar Islam tentang prinsip hidup berdasarkan Al Quran. BBM itu bermula dengan pertanyaan tentang “Kenapa Aku Diuji?”, “Kenapa Ujian Seberat Ini?”, “Kenapa Frustasi?”, hingga “Bagaimana Aku Harus Menghadapi?” dan “Kepada Siapa Aku Berharap?”<br />
Bagi pebisnis Islami yang menyadari bahwa hidupnya adalah berbisnis dengan Allah, mudah-mudahan bbm ini dapat menambah ketakwaannya, aamiin. Bagi yang baru menyadari bahwa hidupnya sesungguhnya berbisnis dengan Allah, mudah-mudahan syiar di bawah ini (saya tambahkan beberapa kutipan tafsirnya) memberi manfaat bagi hidup dan kehidupannya untuk menjadi sukses di jalan-Nya, aamiin. <br />
<i><br />
Bismillahirohmanirohim. Semoga bermanfaat utk saudara2ku moslem, aamiin. KENAPA AKU DIUJI ? <br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. Al-Ankabut : 2-3 "Apakah manusia itu mengira bhw mereka dibiarkan (saja) mengatakan : 'Kami telah beriman', sedang mereka tdk diuji lagi ? & sesungguhnya kami telah menguji orang2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang2 yg benar & sesungguhnya Dia mengetahui orang2 yg dusta.</i><br />
<span class="fullpost"> <br />
(Pada ayat ini Allah seolah-olah bertanya kepada manusia yang telah mengaku beriman dengan mengucapkan kalimat syahadat bahwa apakah mereka akan dibiarkan begitu saja mengakui keimanan tersebut tanpa lebih dahulu harus diuji? Tidak, malah setiap orang beriman harus diuji lebih dahulu, sehingga dapat diketahui sampai dimanakah mereka sabar dan tahan menerima ujian tersebut. Ujian yang mesti mereka tempuh itu bermacam-macam. Umpamanya perintah berhijrah (meninggalkan kampung halamanan demi untuk menyelamatkan iman dan keyakinan), berjihad di jalan Allah, mengendalikan syahwat, mengerjakan tugas-tugas dalam rangka menegakkan taat kepada Allah, dan bermacam-macam musibah seperti: kehilangan anggota keluarga, hawa panas kering yang menyebabkan tumbuh-tumbuhan mati kekeringan. Semua cobaan itu dimaksudkan untuk menguji siapakah di antara mereka yang sungguh-sungguh beriman dengan ikhlas dan siapa pula yang berjiwa munafik. Begitu pula untuk mengetahui apakah mereka termasuk orang yang kokoh pendiriannya atau orang yang masih bimbang dan ragu-ragu sehingga iman mereka masih rapuh. <br />
Maksud ayat ini dapat pula dilihat dalam ayat lain, yakni: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Tahu apa yang kamu kerjakan. (Q.S. At Taubah: 16) <br />
Ringkasnya setiap orang yang mengaku beriman tidak akan mencapai hakikat iman yang sebenarnya sebelum ia menempuh berbagai macam ujian, yakni dengan kewajiban-kewajiban pisik, kewajiban dalam memanfaatkan harta benda, hijrah, jihad di jalan Allah, membayar zakat kepada fakir miskin menolong orang yang sedang mengalami kesusahan, dan untuk menolong orang yang sedang dalam kesulitan.<br />
Orang-orang yang beriman dan berpegang teguh dengan keimanannya akan menghadapi berbagai macam penderitaan dan kesulitan. Mereka sabar dan tabah menahan penderitaan itu. Demikianlah umpamanya Bani Israel yang beriman, setelah diuji oleh Allah dengan berbagai macam siksaan yang dijatuhkan Firaun kepadanya. Umat Nabi Isa a.s. yang beriman juga tidak luput dari azab dan kesengsaraan. Semuanya menjadi contoh dan pelajaran bagi umat beragama Islam ini. Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Daud dan Nasa'i bahwa suatu waktu pernah para sahabat mengadukan penderitaan mereka kepada Rasulullah. Mereka mengatakan bahwa kami menderita berbagai macam siksaan berat dari kaum musyrikin. Apakah kami tidak akan ditolong wahai Rasulullah, dengan cara engkau berdoa untuk keselamatan kami dari siksaan tersebut?. Keluh mereka kepada beliau. Rasulullah hanya menjawab, "Orang-orang sebelum kamu juga mengalami hal seperti ini, bahkan lebih hebat lagi. Seseorang yang karena keimanannya yang membaja kepada Tuhan ia dihukum, dan digali lubang khusus untuknya. Diletakkan gergaji di atas kepalanya. <br />
Kemudian gergaji itu diturunkan perlahan-lahan, sehingga tubuh orang tersebut terbelah dua. Ada pula yang badannya disikat dengan sikat besi runcing yang sudah dipanaskan. Namun mereka tidak mau mundur dari keyakinan agamanya. Demi Allah, agama ini pasti akan kutegakkan jua, sehingga amanah musafir San'a yang sedang dalam perjalanan ke Hadramaut. Mereka tidak takut kecuali hanya kepada Allah, walaupun serigala-serigala liar mengelilingi binatang ternaknya. Tetapi kamu (sabda Rasulullah pula) terlalu tergopoh-gopoh minta pertolongan". <br />
Riwayat lain menyebutkan pula sahabat Abu Said Al Khudry memasuki rumah Rasulullah. Said menjumpai beliau sedang tidak enak badan (demam) Said meletakkan tangannya pada belahan badan beliau. Badan yang mulia dirasakan panas. "Wahai Rasulullah alangkah hebatnya penderitaan ini". "Ya memang begitu. Kita sedang ditimpa cobaan yang lipat ganda datangnya; tetapi pahalanyapun lipat ganda diberikan Allah kepada kita", jawab Rasulullah. "Siapakah orang yang paling berat penderitaan yang dialaminya". tanya Said selanjutnya. "Nabi-nabi sabda beliau". Lalu siapa lagi?". Orang-orang yang saleh", jawab Rasulullah. Keterangan Rasulullah demikian diperkuat oleh ayat yang berbunyi: Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka, sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar". (Q.S. Ali Imran: 146) <br />
Dengan beraneka ragam penderitaan itulah Allah mengetahui siapakah yang betul-betul sempurna keimanannya, dan siapa pula yang menutupi kepalsuannya dengan sikap beriman. Allah akan membalasi masing-masing mereka itu dengan apa yang pantas baginya. Ringkasnya Allah melarang manusia berprasangka bahwa ia diciptakan dengan percuma begitu saja. Justru Allah akan menguji masing-masing kita, untuk menentukan siapakah yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah. Derajat tersebut tidak mungkin diperoleh, kecuali dengan menempuh ujian yang berat. Hidup ini memang penuh dengan perjuangan, baik kita enggan atau senang menghadapinya. Semakin tinggi tingkat kesabaran, makin tinggi pula kemenangan dan pengajaran yang akan diperoleh. Itulah satu Sunah Tuhan yang berlaku bagi umat dahulu dan sekarang.)<br />
<br />
<i>KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YG AKU INGINKAN?<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. Al-Baqarah : 216 "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu & boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tdk mengetahui</i><br />
<br />
<i>KENAPA UJIAN SEBERAT INI?<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. Al-Baqarah : 286 "Allah tdk membebani seseorang itu melainkan sesuai dgn kesanggupannya.”</i><br />
(Ayat ini menerangkan bahwa dalam mencapai tujuan hidup itu manusia diberi beban oleh Allah swt. sesuai kesanggupannya, mereka diberi pahala lebih dari yang telah diusahakannya dan mendapat siksa seimbang dengan kejahatan yang telah dilakukannya. <br />
Dengan ayat ini Allah swt. mengatakan bahwa seseorang dbebani hanyalah sesuai dengan kesanggupannya. Agama Islam adalah agama yang tidak memberati manusia dengan beban yang berat dan sukar. Mudah, ringan dan tidak sempit adalah asas pokok dari agama Islam. <br />
Allah berfirman: ....dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.... (Q.S Al Hajj: 78) <br />
Dan firman Allah swt.: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah. (Q.S An Nisa': 28) <br />
Dan firman-Nya pula: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.... (Q.S Al Baqarah: 185) <br />
Kemudian Allah swt. menerangkan hasil beban yang telah dibebankan dan dilaksanakan oleh manusia, yaitu amal saleh yang dikerjakan mereka, maka balasannya akan diterima dan dirasakan oleh mereka berupa pahala dan surga. Sebaliknya perbuatan dosa yang dikerjakan oleh manusia, maka hukuman karena mengerjakan perbuatan itu akan dirasakan dan ditanggung pula oleh mereka, yaitu siksa dan azab di neraka. <br />
Ayat ini mendorong manusia agar mengerjakan perbuatan yang baik serta menunaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh agama. <br />
Ayat ini memberi pengertian bahwa perbuatan baik itu adalah perbuatan yang mudah dikerjakan manusia karena sesuai dengan watak dan tabiatnya, sedang perbuatan yang jahat adalah perbuatan yang sukar dikerjakan manusia karena tidak sesuai dengan watak dan tabiatnya. <br />
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yang suci dan telah tertanam dalam hatinya jiwa ketauhidan. Sekalipun manusia oleh Allah swt. diberi persediaan untuk menjadi baik dan persediaan menjadi buruk, tetapi dengan adanya jiwa tauhid yang telah tertanam dalam hatinya sejak ia masih dalam rahim ibunya, maka tabiat ingin mengerjakan kebajikan itu lebih nyata dalam hati manusia dibanding dengan tabiat ingin mengerjakan kejahatan. <br />
Adanya keinginan yang tertanam pada diri seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang baik akan memberikan kemungkinan baginya untuk mendapat jalan yang mudah dalam mengerjakan pekerjaan itu apalagi bila ia berhasil dan dapat menikmati usahanya itu, maka dorongan dan semangat untuk mengerjakan pekerjaan baik yang lain semakin bertambah pada dirinya. <br />
Segala macam pekerjaan jahat adalah pekerjaan yang bertentang dan tidak sesuai dengan tabiat manusia. Mereka melakukan perbuatan jahat pada mulanya adalah karena terpaksa. Bila ia mengerjakan perbuatan jahat, maka timbullah pada dirinya semacam rasa takut, selalu khawatir akan diketahui oleh orang lain. Perasaan ini akan bertambah setiap melakukan kejahatan. Akhirnya timbullah rasa malas, rasa berdosa pada dirinya dan merasa dirinya dibenci oleh orang lain. <br />
Rasulullah saw. : Kebaikan itu adalah budi pekerti yang baik, dan dosa itu adalah apa-apa yang tergores di dalam hatimu sedang engkau tidak suka orang lain mengetahuinya. (HR Muslim) <br />
Kesukaran yang timbul akibat perbuatan jahat ini akan bertambah terasa oleh manusia bila ia telah mulai menerima hukuman langsung atau tidak langsung dari perbuatannya itu. <br />
Dari ayat ini juga dipahami pula bahwa seseorang tidak akan menerima keuntungan atau kerugian disebabkan perbuatan orang lain; mereka tidak akan diazab karena dosa orang lain. Mereka diazab hanyalah karena kejahatan yang mereka lakukan sendiri. <br />
Allah swt. berfirman: (Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Q.S An Najm: 38-39) <br />
Termasuk usaha manusia ialah anaknya yang saleh yang mendoakannya, sedekah jariyah yang dikeluarkannya dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat yang diajarkannya. <br />
Rasulullah saw.: Apabila seseorang telah meninggal dunia, putuslah (pahala) amalnya kecuali tiga hal, yaitu anak yang saleh yang mendoakannya, sedekah jariah, dan ilmu yang bermanfaat. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) <br />
Setelah Allah swt. menerangkan sifat orang-orang yang beriman dan menyebutkan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, yaitu tidak membebani hamba dengan yang tidak sanggup mereka kerjakan, maka Allah swt. mengajarkan doa untuk selalu dimohonkan kepada-Nya agar diampuni dari segala dosa karena mengerjakan perbuatan terlarang disebabkan lupa atau tersalah.)<br />
<br />
<i>KENAPA FRUSTASI?<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. Al-Imran : 139 "Jgnlah kamu bersikap lemah & jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang2 yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang2 yg beriman”</i><br />
(Ayat ini menghendaki agar kaum muslimin jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami kekalahan dan penderitaan yang cukup pahit pada perang Uhud, karena kalah atau menang dalam sesuatu peperangan adalah soal biasa yang termasuk dalam ketentuan Allah. <br />
Yang demikian itu hendaklah dijadikan pelajaran. Kaum muslimin dalam peperangan sebenarnya mempunyai mental yang kuat dan semangat yang tinggi jika mereka benar-benar beriman.)<br />
<i><br />
BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. Al-Baqarah : 45 "Dan mintalah pertolongan (kpd Allah) dgn jalan sabar & mengerjakan sholat & sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kpd orang2 yg khusyuk" <br />
Tiada daya & upaya kecuali atas pertolongan Allah semata.</i><br />
(Setelah menjelaskan betapa jeleknya keadaan dan sifat-sifat bangsa Yahudi, sehingga akal mereka tidak bermanfaat bagi din mereka dan kitab suci yang ada di tangan mereka pun tidak mendatangkan faedah apapun bagi mereka, maka Allah swt. memberikan bimbingan kepada mereka menuju jalan yang paling baik, yaitu agar mereka menjadikan kesabaran dan salatnya sebagai penolong mereka. <br />
Yang dimaksud dengan "sabar" di sini ialah tabah dalam melaksanakan hal hal berikut: <br />
1.Menahan diri dari kehendak hawa nafsu yang menyimpang dan ajaran agama. <br />
2.Menaati kewajiban-kewajiban yang biasanya dirasakan berat oleh jiwa <br />
3.Menerima dengan sabar, tawakal dan rendah hati semua musibah yang ditakdirkan Allah, setelah berserah diri kepada-Nya dengan sepenuh-penuhnya. <br />
Menjadikan kesabaran itu sebagai penolong, berarti mengikuti perintah perintah Allah swt. dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya, dengan cara mengekang syahwat dan hawa nafsu dari semua perbuatan yang terlarang. Juga melakukan salat, itu mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan dengan salat itu pula kita selalu ingat kepada Allah swt, sehingga hal itu akan menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang jelek, baik diketahui orang lain, maupun tidak. Salat adalah ibadah yang sangat utama di mana kita dapat bermunajat dengan Allah swt. lima kali setiap hari. Menurut riwayat Imam Ahmad, Rasulullah saw segera melakukan salat, setiap kali beliau menghadapi kesulitan, kalau ditimpa sesuatu musibah. Demikian pula dilakukan oleh para sahabat beliau. <br />
Melakukan salat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah swt. dan melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya semata-mata serta memelihara diri dari azab-Nya. Bagi mereka ini, mendirikan salat tiadalah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat dengan Allah swt. sehingga mereka tidak lagi merasakan dan mengingat sesuatu pun yang lain, berupa kesukaran-kesukaran dan penderitaan yang telah mereka alami sebelumnya. Mengenai hal ini Rasulullah saw telah bersabda: <br />
Ketenangan hatiku adalah dalam salat <br />
Ini disebabkan karena ketekunannya dalam melakukan salat itu merupakan sesuatu yang amat menyenangkan baginya, sedang urusan-urusan lainnya untuk duniawi adalah memayahkan dan melelahkan. <br />
Di samping itu mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah swt. atas ibadah tersebut sehingga terasa ringan bagi mereka untuk melalui kesukaran-kesukaran dalam melaksanakan. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab barangsiapa mengetahui hakikat dari pada yang dicarinya, niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk memperolehnya. Dan barangsiapa yakin bahwa Allah swt. akan memberikan ganti yang lebih besar dari apa yang telah diberikannya niscaya terasa ringan baginya untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang ada.)<br />
<i><br />
APA YANG AKU DAPAT?<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. At-Taubah : 111 "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang2 mu'min, diri, harta mereka dgn memberikan jannah utk mereka"</i><br />
(Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah swt. membeli diri dan harta benda kaum mukmin dari mereka sendiri yang dibayar-Nya dengan surga Jannatunna'im. Artinya: "Allah membalas segala perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan kaum mukmin itu, baik jiwa raga maupun harta benda, dengan balasan yang sebaik-baiknya, yaitu kenikmatan dan kebahagiaan di surga di akhirat kelak. Ini merupakan ungkapan yang sangat indah dalam menimbulkan kegairahan bagi umat manusia untuk berjihad, karena menggambarkan suatu ikatan jual beli yang sangat menguntungkan manusia, sebab pengorbanan yang telah mereka berikan berupa harta benda dan jiwa raga akan ditukar dengan sesuatu yang sangat berharga, yang tak pernah dilihat oleh mata manusia, dan tak pernah didengar oleh telinga, dan nilainya jauh lebih tinggi daripada harta benda dan apa saja yang telah dikurbankan. Di samping itu jual beli yang terjadi antara Allah dan kaum Muslimin ini tak akan pernah dibatalkan. Tidaklah seperti ikatan jual beli yang terjadi antara sesama manusia yang kadang-kadang dapat dibatalkan. Lagi pula jual beli antar sesama manusia adalah berupa pertukaran antara barang dan uang yang sama nilainya. Sedang balasan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang beriman jauh lebih tinggi nilainya daripada pengorbanan yang telah diberikan atau perjuangan yang telah dilakukannya. <br />
Balasan yang berlipat ganda yang dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya itu adalah semata-mata karena kasih sayang-Nya dan merupakan kehormatan yang diberi kepada hamba-Nya yang beriman, sebab pada hakikatnya diri manusia itu adalah milik-Nya, karena Dialah Penciptanya dan harta benda mereka itu pun adalah milik-Nya, karena Dialah yang menganugerahkan kepada mereka. Namun demikian, bila manusia berjihad dengan mengorbankan harta benda dan jiwa raga mereka yang dianugerahkan-Nya kepada mereka, maka Allah tetap memberikan balasan yang berlipat ganda nilainya padahal Allah sendiri pada hakikatnya tidak memerlukan harta benda dan jiwa raga itu. <br />
Selanjutnya dalam ayat ini Allah swt. menerangkan bagaimana caranya orang-orang mukmin menyerahkan diri dan harta mereka yang dibeli oleh Allah swt. dengan surga Jannatunna'im itu, yaitu dengan berperang pada jalan Allah untuk membela kebenaran dan keadilan yang akan menyampaikan mereka kepada keridaan-Nya; adakalanya mereka dapat menumpas musuh-musuh Allah yang selalu menghambat jalannya dakwah Islam, dan adakalanva mereka gugur dalam peperangan sebagai syuhada dalam membela agama Allah. Namun tak ada perbedaan antara keduanya dalam menerima pahala dan balasan dari Allah swt. <br />
Kemudian Allah swt. menegaskan, bahwa janji-Nya untuk memberikan balasan pahala yang disebutkan itu adalah merupakan janji yang akan ditepati-Nya, dan telah ditetapkan-Nya sedemikian rupa dalam kitab Taurat dan Injil. Dan walaupun janji itu telah dihapuskan dari kedua kitab suci itu oleh kaum Yahudi dan Nasrani namun masih tetap ada dalam Alquran, dan tak akan dapat dihapuskan oleh siapa pun juga, karena Allah telah menjamin keselamatan Alquran itu dari tangan-tangan yang jahil. <br />
Selanjutnya Allah swt. menegaskan, bahwa tidak ada seorang pun yang melebihi Allah dalam hal menepati janji, karena Dia Maha Kuasa untuk menepati janji-Nya, dan tidak pernah lupa atau pun ragu pada hamba-Nya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh mereka untuk menampakkan kegembiraan atau keberuntungan yang pasti akan mereka peroleh dari jual beli yang terjadi antara mereka dan Allah swt. <br />
Pada akhir ayat ini Allah swt. kembali memberikan penegasan bahwa keberuntungan yang akan diperoleh mereka itu benar-benar suatu keberuntungan yang amat besar tidak ada yang melebihinya. Sedang keberuntungan yang telah mereka peroleh sebelumnya yang berupa kemenangan terhadap musuh-musuh Islam, serta kepemimpinan, kekuasaan dan kerajaan, hanyalah keberuntungan yang merupakan jalan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. <br />
Jakfar As-Sadiq, seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang Alquran, dalam menafsirkan ayat ini mengatakan: "Badan manusia ini nilai tukarnya adalah surga, oleh sebab itu kita tidak boleh menjualnya kecuali jika mendapatkan surga. Orang yang mati dalam membela agama Allah hanyalah berarti mengorbankan tubuh kasarnya yang bersifat fana, bukan mengorbankan jiwanya yang bersifat kekal. Bila tubuh kasarnya mati, maka rohnya kembali ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa.")<br />
<br />
<i>KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. At-Taubah : 129 "Cukuplah Allah bagiku, tdk ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.</i><br />
<br />
<i>AKU TAK SANGGUP!<br />
QURAN MENJAWAB :<br />
Qs. Yusuf : 87 "Dan jgnlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.</i><br />
(Allah swt.: Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Hijr: 56) <br />
Adapun orang-orang mukmin, mereka tidak akan berputus asa karena musibah yang menimpanya, tidak akan goyah imannya karena bahaya yang melandanya. Mereka bersabar dan tabah menghadapi segala kesulitan yang dialaminya. Ia dengan rela penuh ikhlas menerima qada dan qadar dari Allah swt. dengan keyakinan bahwa suatu saat nanti Allah akan menghilangkan semuanya itu sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. (Q.S. Al Hajj: 38))<br />
<i>Wassalam. </i>(bisnislami)<br />
<br />
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-12107523072962215002011-08-13T12:07:00.000+07:002011-08-13T12:07:01.602+07:00Keputusan bisnis diambil berdasarkan kebenaran dari AllahBy Dana Anwari <i>Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS Al Maidah:48)</i><br />
Masih tidak yakinkah pebisnis dengan kebenaran mutlak “tiada Tuhan selain Allah”? Mengapa mereka masih mengambil keputusan dengan mengabaikan agama Islam-nya yang sempurna?<br />
Apa motivasi orang beragama? Karena manusia membutuhkan agama untuk minta perlindungan kepada Tuhan atas ketidakpastian kehidupan yang dijalaninya. Mereka yang optimis menjadi pesimis menjalani kehidupan yang kompleks hanya mengandalkan naluri, akal, hati, panca idra dan kekuatan tubuhnya saja.<br />
Melalui agama manusia menjadi mengerti dari mana dia berasal, untuk apa dia hidup, dan untuk apa dia mati. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu menjawab arti dan tujuan hidup manusia. Hanya agama saja (melalui ilmu tentang agama) yang bisa menjawab itu.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Peneguhan tata nilai kehidupan tidak cukup hanya berdasarkan etika hasil budi daya manusia. Tetapi juga diperlukan tata nilai moral berdasarkan agama. Sehingga manusia akan merasa mendapatkan dorongan dan kekuatan dalam melaksanakan nilai-nilai moral yang baik dan menjauhi nilai-nilai yang buruk dalam kehidupannya.<br />
Nilai-nilai agama yang mengandung kebenaran Allah,bersifat mutlak dan abadi. Sementara bila manusia hanya menyandarkan nilai-nilai kehidupannya kepada kemampuan akal pikiran dan naluri kejiwaannya saja, nilai-nilai itu bersifat relatif kebenarannya. <br />
Maka, beruntunglah orang-orang yang telah memeluk agama tauhid: tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Berkuasa. Karena, kebenaran hasil budi daya mereka akan bersandar dan disempurnakan dengan kebenaran Allah yang diimaninya. Beruntunglah manusia itu. Ia akan meraih keberuntungan di dunia dan akhirat dari Sang Pemberi Keberuntungan, yakni Allah yang satu. Aamiin.<br />
Mari kita ikuti ajaran nabi kita, Muhammad Saw. Doa Rasulullah saw yang memuji dan membenarkan hak-hak Allah.<br />
<i>Rasulullah saw. apabila bangun tengah malam untuk menunaikan salat, beliau berdoa: Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. (409 - Hadis Bukhari & Muslim)</i><br />
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-81737987180392874162011-03-21T15:53:00.009+07:002011-03-21T16:13:52.864+07:00Mengapa tidak berani membuat perjanjian tertulis untuk membayar?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXIs-3EP4YN6G5_b62uB5JaxDFwyf3CBUdSpLG73EY1SzXUBSKJBBBz-BBFMzMMGUl4T2vtxAmLITukW5uvW6ctNJZyHAbMT7ug1967eljTFylYfIMXhAWHUO5mFXENAd5I8GECxBUgnY/s1600/Hutang+tak+bayar.BMP" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="160" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXIs-3EP4YN6G5_b62uB5JaxDFwyf3CBUdSpLG73EY1SzXUBSKJBBBz-BBFMzMMGUl4T2vtxAmLITukW5uvW6ctNJZyHAbMT7ug1967eljTFylYfIMXhAWHUO5mFXENAd5I8GECxBUgnY/s200/Hutang+tak+bayar.BMP" /></a></div>Dalam dunia bisnis ada yang disebut mediator yang tugasnya melakukan bisnis jasa mediasi antara penjual dan pembeli. Mediator juga bertugas mencarikan pekerjaan/proyek untuk dikerjakan oleh pelaksana proyek. Atas jasanya, mediator umumnya mendapatkan professional fee: bisa berupa persentase dari nilai transaksi atau selisih dari harga jual dan harga beli-- besarannya tergantung kesepakatan yang disetujui dan dibuat perjanjian tertulisnya.<br />
Mengapa perjanjian pembayaran profesional fee mesti dibuat tertulis?<br />
Simaklah surat Al Baqarah ayat 282: <i>Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.</i><br />
Islam mengajarkan agar dalam membuat perjanjian seperti hutang piutang sebaiknya dicatat. Hal itu lebih menenangkan dan tidak menimbulkan keraguan para pihak yang terlibat dalam muamalah itu. <span class="fullpost"> <br />
Dan, proses transaksi bisnis itu akan menjauhkan dari timbulnya prasangka.<br />
Seorang pemilik tanah yang meminta tolong perantara untuk melakukan mediasi dengan calon pembeli tanahnya, hendaknya membuat perjanjian itu dengan perantaranya. Berapa orang pun perantaranya, perjanjian tetap harus ada dan menyebutkan nama-nama mereka yang terlibat.<br />
Seorang pebisnis yang meminta tolong dicarikan komoditi karena ia memiliki pembeli komoditi itu, harus membuat perjanjian dengan orang yang menolongnya mendapatkan komoditi itu. Janganlah kemudian mengabaikan hak penolong itu dengan tidak memberikannya professional fee. <br />
Profesional fee yang anda berikan kepada yang membantu anda tidak akan membuat anda menjadi miskin dan usaha anda bangkrut. Insya Allah anda bertambah kaya dan usahanya bertambah sukses, karena berbisnis dengan cara yang disukai Allah.<br />
Lalu, mengapa harus menunda membuat perjanjian tertulis dengan mereka yang membantu melancarkan bisnis anda? Apakah anda memang tidak berniat memberikan yang menjadi haknya? Atau anda ingin mengurangi besaran bagian mereka dengan tidak membuatkan perjanjian tertulisnya? Takutlah, Tuhan tidak tidur. Dia selalu mengawasi perilaku bisnis kita. <i>(by Dana Anwari)</i><br />
<br />
<br />
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-72864696518716039322009-07-08T18:09:00.003+07:002009-07-08T18:47:46.136+07:00Kita mau berdagang atau mau berperang?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG4iVyRHFzimeSoN41INEdKtMuRRIx5EbKRPq28KqHYLlhHAsDa18IjNHloxWUVit_mXnOSdHShBjqSq3nNM9cEi7IHYT8uz9v4HrJSrPCorV-nKkco9QMSAHjheSo7RtIaWPzN1xWZXs/s1600-h/Perang.BMP"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG4iVyRHFzimeSoN41INEdKtMuRRIx5EbKRPq28KqHYLlhHAsDa18IjNHloxWUVit_mXnOSdHShBjqSq3nNM9cEi7IHYT8uz9v4HrJSrPCorV-nKkco9QMSAHjheSo7RtIaWPzN1xWZXs/s320/Perang.BMP" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356047665565435602" /></a><br /><span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Sesungguhnya, berdagang bukanlah berperang, karena berdagang tidak boleh menipu, sedang peperangan adalah tipu-muslihat. Kita harus tahu kapan saat berdagang dan kapan saatnya berperang? Bila bersikap setengah-setengah, kita akan frustasi atau bahkan mati<br /><span style="font-style:italic;">Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.</span> (QS An Nisa 4:29)<br /><span style="font-style:italic;">Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Seorang lelaki melaporkan kepada Rasulullah saw. bahwa ia tertipu dalam jual beli. Maka Rasulullah saw. bersabda: Katakanlah kepada orang yang kamu ajak berjual-beli: Tidak boleh menipu! Sejak itu jika ia bertransaksi jual beli, ia berkata: Tidak boleh menipu!</span> (870 - Bukhari & Muslim)<br /><span style="font-style:italic;">Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perang itu adalah tipu daya (tipu-muslihat).</span> (1008 - Bukhari & Muslim) <br /><span class="fullpost"><br />O you who believe! Eat not up your property among yourselves unjustly except it be a trade amongst you, by mutual consent. And do not kill yourselves (nor kill one another). Surely, Allâh is Most Merciful to you. <span style="font-style:italic;">(QS An Nisa 4:29)</span><br />Ibn 'Umar, may Allah be pleased with them, said: A man mentioned to the Messenger of Allah (may peace be upon him) that he is often deceived in business transactions, whereupon Allah's Messenger (may peace be upon him) said: When you enter into a transaction, say: There should be no attempt to deceive. So whenever he entered into a transaction, he used to say: There should be no attempt to deceive. <span style="font-style:italic;">(870 - Bukhari & Muslim)</span><br />Jabir, may Allah be pleased with him, reported: The Messenger of Allah (may peace be upon him) said: War is a stratagem. <span style="font-style:italic;">(1008 - Bukhari & Muslim) </span><br />bisnislami.blogspot.com<br />*<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-11072750648565927732009-05-24T11:07:00.005+07:002009-07-08T18:48:04.300+07:00Sedekah terbaik adalah melayani di jalan Allah<span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Jika Allah menyuruh kita menafkahkan harta kita di jalan Allah, itu bukannya karena Allah membutuhkan kita. Kita berbuat itu karena kita lah yang membutuhkan Allah agar kita selalu diberikannya kesempatan memiliki harta dan selalu diberikan kemampuan menafkahkan sebagian rezeki-Nya untuk melayani orang lain.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)</span>. (QS Muhammad:38)<br />Semoga kita dimampukan Allah untuk memiliki keteguhan jiwa agar senantiasa terus bersedekah, dengan harta dan diri kita, semata-mata karena hendak meraih rida Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran ayat 265:<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.</span><br />bisnislami.blogspot.com<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-9583284316001627852009-03-11T07:46:00.001+07:002009-03-11T07:49:11.846+07:00Mengapa kita mesti kaya dan harus mau bekerja untuk menjadi kaya?<span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Sudah kita dengar pendapat pemikir Islam dan praktisi bisnis Islam yang menyatakan seorang muslim harus menjadi kaya. Mengapa harus kaya? Dan salahkah bila menjadi miskin? <br />Menjadi miskin tentu tidaklah salah. Tetapi seorang muslim yang memilih bergelimang dalam kemiskinan karena malas bekerja untuk menjadi kaya adalah suatu kesalahan.<br />Apa kekayaan harus dikejar? Jawabannya bisa "ya" dan bisa "tidak". Bila jawabannya adalah "iya", argumentasinya adalah bahwa dengan kekayaan itu kita bisa menafkahi diri kita dan pihak lain yang diperintahkan Allah untuk turut kita nafkahi. <br />Bacalah firman-Nya dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 215: <span style="font-style:italic;">Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.</span><br />Bila jawabannya harta "tidak" harus dikejar, argumentasinya adalah bagi setiap muslim yang penting adalah selalu berkarya dan tidak malas bekerja. Hasil kerja keras yang diimbangi dengan kerja cerdas akan membuahkan karya yang akan menghasilkan "kekayaan" bagi yang bekerja.<br />Lalu mungkin kita sekarang bertanya: apa sih yang disebut kekayaan?<br />Kekayaan adalah harta (bahkan juga ilmu) yang kita miliki yang sangat bermanfaat bagi hidup kita dan ada lebihnya untuk kita sedekahkan kepada orang lain. Dan ingatlah, sedekah yang paling utama adalah sedekah dari harta yang cukup. <br />Simaklah dari Imam Bukhari dan Imam Muslim (562): <span style="font-style:italic;">Hadis riwayat Hakim bin Hizam ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sedekah yang paling utama atau sedekah yang paling baik adalah sedekah dari harta yang cukup. Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Mulailah dari orang yang engkau tanggung (nafkahnya).</span><br /><span class="fullpost"><br />Hakim bin Hizam, may Allah be pleased with him, reported: Allah's Messenger (may peace be upon him) said this: The most excellent charity or the best of charity is that after which the (giver) remains rich and the upper hand is better than the lower hand, and begin your spending with the members of your household.<br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-24217341477602367102009-02-06T07:01:00.003+07:002009-02-06T07:06:21.996+07:00Investasi terbaik adalah memperhitungkan keuntungan di dunia dan keuntungan di akhirat<span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Mari kita jadikan diri kita masuk ke dalam golongan yang sukses berinvestasi. Lakukanlah investasi terbaik kita. Pahamilah prinsipnya, bahwa investasi terbaik adalah memperhitungkan keuntungan di dunia dan keuntungan di akhirat.<br /><br />Siapa menolak menjadi orang yang banyak harta? Tapi manfaatkanlah harta itu sesuai dengan manfaatnya. Belanjakanlah harta itu untuk kebaikan diri kita sendiri dan kebaikan orang lain. Bagaimana caranya? Belanjakanlah harta milik kita itu di jalan Allah.<br /><br /><span style="font-style:italic;">"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."</span> Begitu Tuhan kita Yang Maha Pemandu, Ya Allah ya Hadii, memandu kita lewat firman-Nya di Al Quran surat Al Baqarah:195. <br /><br />Membelanjakan harta di jalan Allah adalah mendayagunakan harta itu hingga mampu meraih keuntungan bagi kita di dunia ini sekaligus di akhirat.<br /><span class="fullpost"><br />Ketika kita investasikan harta kita di suatu bidang usaha yang halal, lalu mampu memperkerjakan tenaga kerja, lalu memberi manfaat kepada customer bisnis kita, maka investasi itu telah memberikan keuntungan dunia dan akhirat bagi kita.<br />Ketika kita belanjakan harta kita untuk membeli makanan atau minuman yang dihalalkan Tuhan, maka kita memperoleh keuntungan kesehatan dan memperoleh keuntungan di akhirat karena mau berbagi kekayaan kita dengan pedagang yang menjual atau pekerja yang memproduksi produk itu serta petani yang menghasilkan bahan baku produknya.<br /><br />Ketika kita berbagi kekayaan kita, dan kekayaan itu kemudian memberikan manfaat bagi kebaikan hidup seseorang di jalan Tuhannya, maka insya Allah kita telah meraih keuntungan di akhirat. <br />Bagaimana bila kekayaan kita dimanfaatkan untuk perbuatan yang diharamkan Allah: berjudi, berzina, barang yang memabukkan dan makanan yang haram? Investasi itu mungkin tampaknya menguntungkan bagi kehidupan Anda di dunia karena Anda merasa disenangkan oleh hal-hal yang haram itu. Tetapi, sesungguhnya Anda sedang memilih untuk menjauhi keuntungan di akhirat. Apa yang Anda tidak akan memberikan Anda keuntungan di dunia dan akhirat, tetapi justru memberikan azab di dunia dan azab di akhirat. Tunggu saja, karena Allah menjanjikan begitu.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.</span> (QS Al Araf:99)<br /><br />Mari kita jadikan diri kita masuk ke dalam golongan yang sukses berinvestasi. Lakukanlah investasi terbaik kita. Pahamilah prinsipnya, bahwa investasi terbaik adalah memperhitungkan keuntungan di dunia dan keuntungan di akhirat.<br /><span style="font-style:italic;">bisnislami.blogspot.com</span><br />***<br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-8723639076886155322009-01-13T11:16:00.002+07:002009-01-13T11:20:41.544+07:00Sukses saja tidak cukup tanpa keberuntungan<span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Bukan sekadar kesuksesan yang ingin kita raih di dunia ini, tapi juga keberuntungan. Menjadi pebisnis yang sukses saja tidak cukup tanpa dilengkapi keinginan menjadi pebisnis yang beruntung.<br />Maukah kita sukses dalam berbisnis tetapi hidup kita tidak beruntung?<br />Bahagiakah kita bila sukses kaya harta tapi kesuksesan itu tidak menjadikan kita orang yang beruntung?<br />Senangkah kita karena sukses mendapatkan banyak proyek tapi pekerjaan itu tidak menguntungkan?<br /><br />Orang yang ingin sukses sekaligus beruntung adalah orang yang paham bahwa dirinya harus berlaku adil dalam berbisnis. Ia tidak melulu memikirkan caranya meminta bagian yang menjadi haknya, tapi ia juga memikirkan caranya memberi kepada mitranya dengan adil. <br />Ia tidak mau merugikan mitranya sebagaimana dirinya pun tak mau dirugikan mitranya. Ia sangat menghargai hak milik orang lain maka ia berlaku adil, dan ia pun menghendaki hak milik dirinya juga dihargai orang lain. Sikap adilnya membuat ia bersama-sama yang ia ajak berlaku adil untuk tidak hidup merusak kehidupan yang mereka miliki bersama.<br /><span class="fullpost"><br />Ketika seseorang sukses berlaku adil, mungkin dengan mengurangi rencana keuntungannya yang berlebihan karena rencana itu sebenarnya tidak adil, sesungguhnya ia telah menyimpan keberuntungannya yang lain di langit. Karena telah berlaku adil dengan tidak memaksakan kehendaknya untuk untung dengan merugikan pihak lain, maka ia memperoleh keuntungan yang lain dari Allah, Tuhannya.<br /><br />Simaklah firman-Nya dalam Al Quran surat Huud:85-86: <span style="font-style:italic;">Dan Syuaib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. <br />Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.”</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">"And O my people! Give full measure and weight in justice and reduce not the things that are due to the people, and do not commit mischief in the land, causing corruption.<br />That which is left by Allâh for you (after giving the rights of the people) is better for you, if you are believers. And I am not a guardian over you."</span><br /><br />Sadarkah kita, kadang keuntungan yang diberikan Allah itu adalah berupa keselamatan kita dari suatu peristiwa kecelakaan. Bila kita batal bepergian lalu kendaraan yang rencananya membawa kita pergi ke suatu tempat tertimpa bencana, siapakah yang memberikan kita keberuntungan? Tentu saja Allah swt karena Dia-lah Yang Maha Mengatur.<br /><br />Allah menyukai hamba-Nya yang berlaku adil, karena berlaku adil lebih mendekatkan kita kepada takwa. Bila Allah telah menyukai kita, insya Allah kita akan dianugerahi-Nya keberuntungan di dunia dan akhirat. Amin.<br /><span style="font-style:italic;">bisnislami.blogspot.com</span><br />***<br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-72736152688940466452009-01-07T19:47:00.004+07:002009-01-09T06:39:42.318+07:00Bila ingin menjadi pebisnis yang beruntung, berbisnislah dengan penuh tanggungjawab kepada Allah<span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Mulailah bersikap sebagai pebisnis bila ingin menjadi pebisnis. Pebisnis itu pemimpin yang terpimpin oleh petunjuk-Nya. Petunjuk Allah itu adalah keinginan untuk mau saling berbagi kekayaan dengan cara suka sama suka, menyenangkan dan menguntungkan semua pihak yang terlibat serta diberkati Allah. <br /><object width="425" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/FzShVk-C8wc&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/FzShVk-C8wc&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="425" height="344"></embed></object><br />Pebisnis yang baik sebagaimana dikehendaki Allah adalah pebisnis yang mau bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Bila ia melakukan kesalahan, maka ia harus sanggup bertanggungjawab memperbaiki kesalahannya. Dan tanggungjawabnya yang terbesar adalah tanggungjawab kepada "tiada Tuhan selain Allah", yakni tanggungjawab melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.</span> (QS An Nisa 4:29)<br /><br /><span style="font-style:italic;">Nabi Muhammad saw. bersabda: "Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan keberkahan jual beli mereka."</span> (869 - HR Bukhari & Muslim)<br /><br /><span style="font-style:italic;">Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.</span> (QS Ash Shaff 61:10-12) <br /><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.</span> (QS An Nur 24:46) <span style="font-style:italic;">Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.</span> (QS Al Araaf 7:3)<br /><br />O you who believe! Eat not up your property among yourselves unjustly except it be a trade amongst you, by mutual consent. <span style="font-style:italic;">(QS 4:29)</span><br /><br />Hakim bin Hizam, may Allah be pleased with him, reported: Allah's Messenger (may peace be upon him) said: Both parties in a business transaction have the right to annul it so long as they have not separated; and if they speak the truth and make everything clear they will be blessed in their transaction; but if they tell a lie and conceal anything the blessing of their transaction will be wiped out. <span style="font-style:italic;">(869 - Bukhari & Muslim)</span><br /><br />You who believe! shall I guide you to a commerce that will save you from a painful torment. That you believe in Allâh and his Messenger (Muhammad Sal-Allaahu ‘alayhe Wa Sallam), and that you strive hard and fight in the cause of Allâh with your wealth and your lives, that will be better for you, if you but know! (if you do so) He will forgive you your sins, and admit you into gardens under which rivers flow, and pleasant dwelling in Gardens of ‘Adn Eternity [‘Adn (Edn) Paradise], that is indeed the great success. <span style="font-style:italic;">(QS 61:10-12)</span><br /><br />We have indeed sent down (in This Qur’ân) manifest Ayât (proofs, evidences, verses, lessons, signs, revelations, lawful and unlawful things, and the set boundries of Islâmic religion, etc. that make things clear showing the right path of Allâh). and Allâh guides whom He wills to a straight path (i.e. to Allâh’s Religion of Islâmic Monotheism). <span style="font-style:italic;">(QS 24:46)</span><br />[Say (O Muhammad ) to these idolaters (pagan Arabs) of your folk:] follow what has been sent down unto you from Your Lord (the Qur’ân and Prophet Muhammad’s Sunnah), and follow not any Auliyâ’ (protectors and helpers, etc. who order you to associate partners in worship with Allâh), besides Him (Allâh). <span style="font-style:italic;">(QS 7:3)</span><br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-91885310943351349432009-01-04T15:25:00.004+07:002009-01-04T15:31:46.670+07:00Studi kasus penyelamatan bisnis MQ Corporation<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW7xaCspIy9dpxYYHQEpkhG3Xee7Ns7NHlzVT1wQe7EOKIL5xCDRTuZ87uDNxYoqG6vaslqPKJOYnwIqddSkNP8MX0QC_a14Gc70Pvbc_2SAl-0beuglL_68WvFRAKmygrS78Bdm9bLIs/s1600-h/MQ+selebriti.kapanlagi.com"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 64px; height: 96px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW7xaCspIy9dpxYYHQEpkhG3Xee7Ns7NHlzVT1wQe7EOKIL5xCDRTuZ87uDNxYoqG6vaslqPKJOYnwIqddSkNP8MX0QC_a14Gc70Pvbc_2SAl-0beuglL_68WvFRAKmygrS78Bdm9bLIs/s320/MQ+selebriti.kapanlagi.com" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5287352787334211986" /></a><br /><span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Majalah bisnis Swa dalam rubrik Tren & Analisis Peristiwa membuat laporan Menyelamatkan Aset di Gegerkalong Girang 38. Seperti rumah kartu, begitulah nasib bisnis dalam naungan MQ Corporation selepas keputusan Abdullah Gymnastiar berpoligami.<br />MQ Corp. yang bermarkas di Gegerkalong dan telah berhasil menampung sejumlah tenaga kerja kini membutuhkan tanggungjawab kepemimpinan setelah, kabarnya, Abdullah Gymnastiar selaku komandan jenderal kini lebih tertarik berdakwah daripada mengurusi bisnis MQ Corp.<br /><br />Artinya, MQ Corp membutuhkan kepemimpinan baru. Artinya, MQ Corp. menuntut pertanggungjawaban kepemimpinan. Siapakah yang harus memimpin dan siapakah yang layak memimpin?<br />Marilah berkaca kepada sabda Rasulullah saw, yang menyatakan bahwa setiap orang adalah pemimpin. Artinya, seseorang memiliki kewajiban untuk menjadi pemimpin, setidaknya memimpin dirinya sendiri. Setelah itu, bila seseorang dipercaya menjadi pemimpin oleh orang-orang yang lain, ia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.<br />Bila pemimpin yang harus bertanggungjawab lepas tangan, maka pemimpin di bawahnya harus mampu bertanggungjawab terhadap peran kepemimpinan yang sudah diembannya. Begitu pun seterusnya. Bukankah kepemimpinan itu suatu amanah?<br /><span class="fullpost"><br />Kitab Shahih Bukhari meriwayatkan:<span style="font-style:italic;"> Abdullah bin Umar r.a. mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Imam itu pemimpin dalam keluarganya, bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Laki-laki itu pemimpin, bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Wanita itu pemimpin dalam rumah tangganya, dan bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Khadam itu pemimpin bagi harta majikannya, bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.”<br />Kata Abdullah, agaknya Nabi saw. juga bersabda, “Laki-laki itu pemimpin bagi harta benda ayahnya dan bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Kamu seluruhnya adalah pemimpin, bertanggung jawab atas kepemimpinannya.”</span><br /><br />Problem yang dihadapi MQ Corp. merupakan satu studi kasus menarik. Adakah di antara Anda yang tertarik berbagi ilmu dan pengalaman untuk mencarikan jalan keluarnya? <br />Sebagai data untuk memahami problem MQ Corp, dikutipkan lengkap tulisan Teguh S. Pambudi dan Kristiana Anissa di Majalah Swa sembada edisi 18 Des 2008 – 7 Jan 2009,: <br />Menyelamatkan Aset di Gegerkalong Girang 38<br />Kamis, 18 Desember 2008<br />Oleh : Teguh S. Pambudi/Kristiana Anissa<br />Seperti rumah kartu. Begitulah nasib bisnis dalam naungan MQ Corporation selepas keputusan Abdullah Gymnastiar berpoligami. Satu demi satu kabar kurang sedap berembus dari Jl. Gegerkalong Girang 38, Bandung, markas besar kelompok usaha ini. Agustus lalu, misalnya, manajemen MQ TV merampingkan jumlah karyawan menyusul beberapa unit usaha yang lebih dulu menempuh langkah pahit ini. <br />Sukar untuk mengelak dari anggapan bahwa mendung di Gegerkalong tak ada hubungannya dengan keputusan Aa Gym sekalipun para eksekutif MQ Corp. menampik keterkaitan tersebut. Mereka selalu menunjuk kelemahan manajemen internal sebagai biang keladi kemunduran ini. Direktur Utama MQTV Dudung Abdul Gani, umpamanya, dalam satu kesempatan menjelaskan bahwa perusahaannya tak berkembang karena belum kuat secara finansial dan sulit mencari sponsor, selain manajemen yang belum baik.<br /><br />Aa Gym saat dihubungi menolak diwawancarai mengenai bisnisnya dengan alasan lebih fokus ke dakwah. Begitu pula dengan Abdurrahman Yuri. Adik kandungnya yang juga pemimpin MQ Corp. ini pun bersikap sama. <br /><br />Suka ataupun tidak, MQ Corp adalah aset bisnis yang punya nilai, setidaknya menyerap karyawan dan menciptakan multiplier effect bagi banyak orang. Lantas, adakah jalan untuk menyelamatkan aset ini demi kepentingan luas?<br /><br />Pemikiran yang radikal menyarankan agar langkah Aa Gym dengan hanya berkonsentrasi ke dakwah, harus diikuti dengan mencabut seluruh keterkaitan dai kondang itu dengan bisnisnya. Mulai dari yang sifatnya fisik, seperti lokasi-lokasi bisnis yang berdekatan dengan Pesantren Daarut Tauhid, sampai yang sifatnya asosiatif, “berbau” Aa. Ini lantaran – sekalipun ditolak para eksekutifnya – bisnis MQ Corp. tak terlepas dari figur Aa Gym. Pria yang baru saja mendapat anak kandung dan menantu ini adalah sentral sekaligus magnet pergerakan bisnis MQ Corp. Dialah sang ikon yang menyedot masa. Siapa pun tahu Aa Gym dengan Daarut Tauhid dan MQ Corp. adalah rantai yang terkait erat, dan sejak awal, dai kondang itu sendiri telah mengikatkan antara personal branding dengan corporate branding buat bisnisnya.<br /><br />Jurus yang lain adalah menjual MQ Corp. kepada investor. Harapannya, pemilik baru melakukan perombakan dan sekali lagi, melepaskan keterkaitan dengan sang magnet, memutus mata rantai personal branding dan corporate branding. Memutus…tus…tus.<br /><br />Langkah-langkah radikal itu tampaknya tak mudah ditempuh. Bagi Fabian (bukan nama sebenarnya), brand MQ Corp. tak mudah dipindah secara fisik atau dijual karena asosiasi yang terbangun selama ini lebih berorientasi ke arah spiritual. Kalaupun dijual, jelas pengamat pemasaran yang tak ingin identitasnya disebut demi hubungan baik dengan MQ Corp. ini, harus benar-benar dirombak secara radikal. <br /><br />Dia menilai, terlepas dari faktor poligamy effect, fondasi MQ Corp. memang belum kuat ketika mendiversifikasi bisnis. “Bisnisnya belum kokoh, manajemen belum terbentuk dengan baik dan blue print corporation-nya juga belum ada, tetapi sudah mau memasuki semua bidang. Ada ritel, penerbitan, broadcasting,” katanya.<br /><br />Hermawan Kartajaya juga menilai MQ Corp. tergolong cepat berkembang dengan basis figuritas Aa Gym yang terlampau kuat. Saat sang ikon naik daun, bisnis-bisnis baru segera dirambah. Dan sewaktu citra sang ikon terempas, terjerembap pula bisnisnya. Apalagi, sadar ataupun tidak, MQ Corp. berbasis komunitas, terutama kalangan wanita yang sebelumnya sangat mengidolakan Aa Gym. Ini berbeda dari bisnis Martha Stewart, misalnya, yang tak langsung ambruk ketika Martha tersandung skandal saham. Lantaran fondasi bisnisnya kuat, bisnisnya jalan terus.<br /><br />Peluang menyelamatkan bisnis MQ Corp., bagi Fabian, tetaplah ada. Namun, karena masalah yang dihadapi sekarang menyangkut kredibilitas pribadi, dibutuhkan waktu yang lebih panjang dan usaha yang lebih keras agar orang bisa menerima status poligami Aa Gym, terutama di kalangan wanita yang selama ini menjadi basis utama komunitasnya. Juga, membangun persepsi bahwa MQ Corp. adalah milik masyarakat luas yang mesti dipertahankan karena multiplier effect yang dimunculkannya. Bukan semata milik Aa Gym yang dulu mereka kagumi.<br /><br />Alhasil, seperti kata Aa Gym sendiri, sekarang adalah masanya menguji mana bisnis yang mengandalkan figuritas, mana yang tidak. Dan tampaknya, faktanya memang demikian. Yang terkait dengannya, rontok atau melempem. Tak ada lagi bisnis foto-foto bersama sang ikon, umpamanya. Begitu juga yang menampilkan Aa Gym seperti televisi.<br /><br />Selain bisnis tur dan travel, bisnis yang masih berjalan di antaranya ritel. A. Feri Susanto, Direktur MQ Produk Konsumer dan Ritel yang juga memimpin Radio MQ FM Lampung, menegaskan bahwa pada prinsipnya bisnis yang dijalankan profesional dan tidak mengenal figuritas tidak akan menghadapi masalah. MQ Produk Konsumer dan Ritel hingga saat ini masih berjalan baik dengan produk utama air minum dalam kemasan bermerek MQ Jernih. Kini, pihaknya telah memulai membangun Anjungan Tunai Mandiri (ATM)) yang disebut ATMQ. Produk ini dapat dimiliki komunitas MQ yang ingin berinvestasi dalam pembuatan ATM tersebut. Sejak Juli 2008 telah dibangun lima unit di Bandung dan Solo, serta menyusul lima unit lain di lima pesantren, termasuk milik Ustadz Yusuf Mansyur dan Al-Azhar, Jakarta. Selain dengan BPR Islahul Ummah yang juga merupakan salah satu anak perusahaan MQ Corp, ATMQ menggandeng 19 bank umum lain untuk transaksi. Feri menjelaskan, MQ Corp. yang dulu merupakan operational holding bagi anak-anak usahanya kini telah berubah menjadi investment holding. <br /><br />Bagi Fabian, selain perampingan, langkah penting yang mesti dilakukan adalah memilah mana yang prospektif, yang tak terkait dengan figuritas, dan membuat unit-unit tersebut menjadi lebih profesional. “Yang penting, bangun bisnis yang masih punya prospek, yang masih bisa dikendalikan, di-maintain, disehatkan kemudian dibesarkan. Jadi, jangan terlalu banyak memelihara anak dalam bisnisnya tersebut, 2-3 divisi saja cukup,” katanya tegas. Sementara itu, yang tidak prospektif ditutup atau divakumkan dulu hingga publik bisa “berdamai” dengan seorang dai sekaligus pebisnis dari Gegerkalong yang dulu mereka kagumi. <br /><br />Inilah jalan agar aset-aset di Gegerkalong Girang 38 tak lagi seperti rumah kartu.<br />URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=8482<br />*** <br /><br /><br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-7195175107540113412008-12-31T10:20:00.003+07:002008-12-31T10:32:40.790+07:00Kita menjadi mulia karena kemampuan kita mengelola harta dan ilmu dengan takwa<span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Bisnis kita menjadi mulia bila pengelolaan bisnis itu dilakukan dengan ketakwaan kepada Allah.<br />Kita menjadi mulia bukan karena harta dan ilmu yang kita miliki, tetapi kita dimuliakan Allah karena ketaqwaan kita memanfaatkan harta dan ilmu sesuai kebenaran petunjuk-Nya. <br /><br />Masihkah kita meragukan kebenaran dari "tiada Tuhan selain Allah"? Padahal Dia lah Yang Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, Ya Allah ya <span style="font-style:italic;">Zul-jalal wal-Ikram</span>. Dia lah Yang Maha Kaya, Ya Allah ya <span style="font-style:italic;">Ghaniyy</span>. Dia lah Yang Maha Pandai, Ya Allah ya <span style="font-style:italic;">Rasyid</span>. Dia lah Yang Maha Pemandu, Ya Allah ya <span style="font-style:italic;">Hadi</span>. Dia lah Yang Maha Benar, Ya Allah ya <span style="font-style:italic;">Haqq</span>. <span style="font-style:italic;">"Sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia."</span> (QS Huud:84)<br /><br />Ilmu dan harta yang dimanfaatkan untuk rencana jahat akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Pembuat Derita, Ya Allah ya <span style="font-style:italic;">Darr</span>.<br />Ilmu dan harta yang dimanfaatkan dengan rasa iman kepada "tiada Tuhan selain Allah", insya Allah akan mendatangkan rezeki yang tak terhingga dan rezeki kemuliaan.<br /><br />Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia.<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">Kehidupan dunia (dan kemewahannya) diperhiaskan (dan dijadikan amat indah) pada (pandangan) orang-orang kafir, sehingga mereka (berlagak sombong dan) memandang rendah kepada orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa (dengan imannya) lebih tinggi (martabatnya) daripada mereka (yang kafir itu) pada hari kiamat kelak dan (ingatlah), Allah memberi rezeki kepada sesiapa yang dikehendakiNya dengan tidak terkira (menurut undang-undang peraturanNya).</span> (QS Al Baqarah:212)<br /><span style="font-style:italic;">Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.</span> (QS Al Anfal:4)<br /><span style="font-style:italic;">Siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.</span> (QS Fathir:10)<br /><span style="font-style:italic;">Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.</span> (QS Al Baqarah:169)<br /><br />Beautified is the life of this world for those who disbelieve, and they mock at those who believe. But those who obey Allâh’s Orders and keep away from what He has forbidden, will be above them on the Day of Resurrection. And Allâh gives (of His Bounty, Blessings, Favours, Honours on the Day of Resurrection) to whom He wills without limit.<br /><span style="font-style:italic;">It is they who are the believers in truth. For them are grades of dignity with their Lord, and Forgiveness and a generous provision (Paradise).</span><br />Whosoever desires honour, (power and glory), then to Allâh belong all honour, power and glory (and one can get honour, power and glory only by obeying and worshipping Allâh (Alone)). To Him ascend (all) the goodly words, and the righteous deeds exalt it (i.e. the goodly words are not accepted by Allâh unless and until they are followed by good deeds), but those who plot evils, theirs will be severe torment. And the plotting of such will perish.<br /><span style="font-style:italic;">He ( Shaitân (Satan)) commands you only what is evil and Fahshâ (sinful), and that you should say against Allâh what you know not.</span><br />"O my people! Worship Allâh, you have no other ilâh (god) but Him."<br />http://bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-81387338468472646362008-11-24T19:52:00.004+07:002008-11-24T20:06:18.685+07:00Belajar dagang dari cara Muhammad SAW memulai bisnis: memperkaya dirinya dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN_nS2fSNFwDaKC-oc0-gTu1JYmBvyzqWQBAI4FH_Vei1Ge2X28LDjgnXT7NFQ6VWuQYblYPNoYpg_HHopyrVhFeaOblBP_3fW_OPvRLweXAV4MYzzisDyOt7XOEO8T79-jhWvAi9lwTY/s1600-h/Antonio+wwwgeocitiescom.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 84px; height: 101px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN_nS2fSNFwDaKC-oc0-gTu1JYmBvyzqWQBAI4FH_Vei1Ge2X28LDjgnXT7NFQ6VWuQYblYPNoYpg_HHopyrVhFeaOblBP_3fW_OPvRLweXAV4MYzzisDyOt7XOEO8T79-jhWvAi9lwTY/s320/Antonio+wwwgeocitiescom.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5272207185000177170" /></a><br /><span style="font-style:italic;">By Dana Anwari.</span> Usaha untuk berdagang, atau belajar berdagang, dapat dilakukan selagi muda. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Pada usia sekitar 12 tahun, Muhammad kecil telah belajar berdagang secara magang dengan pamannya yang pengusaha. Bukankah itu sudah dilakukan oleh pedagang Cina terhadap anak-anaknya dalam mengelola warung dan toko yang mereka miliki?<br /><br />Nio Gwan Chung dalam bukunya berjudul Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager mengungkapkan kisah bisnis Nabi Muhammad saw yang memperkaya dirinya dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya. Diterbitkan oleh Tazkia Multimedia dan Prophetic Leadership & Management.<br /><span style="font-style:italic;">"Karir bisnis Muhammad SAW dimulai ketika beliau ikut pamannya berdagang ke Syria. Waktu itu beliau masih berumur 12 tahun. Sejak itulah Muhammad SAW melakukan semacam kerja magang (internship) yang berguna kelak ketika beliau mengelola bisnisnya,"</span> tulis Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec alias Nio Gwan Chung, yang beribu Hajjah Suniah Badrahalim (Liem Soen Nio) dan berayah seorang Haksu atau Biksu Buddha Tridharma, Nio Sem Nyau.<br /><span class="fullpost"><br />Muhammad saw, lanjut Syafii Antonio, <span style="font-style:italic;">"Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan perdagangan sebagai karirnya. Beliau menyadari bahwa bahwa pamannya bukanlah orang kaya namun memiliki beban keluarga yang cukup besar. Oleh karena itu Muhammad SAW muda berpikiran untuk ikut meringankan beban pamannya dengan berdagang."</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">"Agaknya, profesi sebagai pedagang ini telah dimulai lebih awal daripada yang dikenal umum dengan modal Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut, beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di kota Makkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain. Sampai kemudian beliau menerima modal dari para investor dan juga para janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerjasama Mudharabah."</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">"Dengan demikian, terbukalah kesempatan yang luas bagi Muhammad SAW untuk memasuki dunia bisnis dengan cara menjalankan modal orang lain, baik dengan upah (fee bases) maupun dengan system bagi hasil (profit sharing)."</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">"Dalam menjalankan bisnisnya tersebut, beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya. Akibatnya, penduduk Makkah mengenal Muhammad SAW sebagai seorang yang terpercaya (al-amin). Para pemilik modal di Makkah waktu itu semakin banyak yang membuka peluang kemitraan dengan Muhammad SAW. Salah seorang pemilik modal tersebut adalah Khadijah yang menawarkan kemitraan berdasarkan mudharabah (bagi hasil). Dalam hal ini, Khadijah bertindak sebagai pemodal (shahibul mal), sementara Muhammad SAW sebagai pengelola (mudharib). Belakangan, Muhammad SAW menikah dengan Khadijah dan menjalankan bisnis bersama."</span><br /><br />Ingin membaca lebih lengkap dan membeli bukunya, silakan hubungi http://www.tazkiaonline.com dan http://www.prolmcentre.com.<br /><span style="font-style:italic;">bisnislami.blogspot.com</span><br />***<br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-21356682766084982082008-11-03T09:01:00.010+07:002008-12-24T06:32:43.631+07:00Mario Teguh menebarkan bisnis Islami, membuktikan Islam adalah rahmat bagi semesta alam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynohbbZLUns2eqjAJzSTb7Axi6UymraIyOgCG56qUdO5hee-th7G5kuNcoGrwoFkUkF6ZsuGwV-w4FGhz803PACKifH8XcncyKnYZQe0l7NsR59KwqMi6wZvYu3A-rlaXLlDYi2VeCOY/s1600-h/Mario+Teguh+ft.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 82px; height: 96px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynohbbZLUns2eqjAJzSTb7Axi6UymraIyOgCG56qUdO5hee-th7G5kuNcoGrwoFkUkF6ZsuGwV-w4FGhz803PACKifH8XcncyKnYZQe0l7NsR59KwqMi6wZvYu3A-rlaXLlDYi2VeCOY/s200/Mario+Teguh+ft.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5265708266951611842" /></a><br />"Masih banyak orang yang salah faham terhadap Islam. Ada satu pengalaman yang mengherankan sekaligus membuat saya prihatin. Dalam satu seminar di acara coffee break isteri saya didatangi salah seorang peserta penganut agama Kristen yang taat. Masih kepada isteri saya, orang itu memberi komentar bahwa saya menerapkan ajaran Injil dengan baik. Lalu dengan lembut, penuh kehati-hatian, isteri saya memberitahu bahwa saya seorang muslim. Sontak orang itu terperanjat saat mengetahui bahwa saya seorang muslim. Yang membuat isteri saya (dan kemudian juga saya) prihatin adalah ucapannya, "Loch, koq ada ya orang Islam yang baik macam Pak Mario !?" Saya pun terkekeh mendengarnya. Nah ini kritik dan sekaligus menjadi tugas kita semua untuk memperbaiki citra Islam, "begitu jawaban motivator yang lagi ngetop di Indonesia, Mario Teguh, menjawab pertanyaan reporter dari 'Cahaya Sufi'.<br /><br />Ada lagi yang menarik dari reportase itu, ketika Mario Teguh ditanya, "Anda punya pengalaman keberislaman Anda yang inclusive itu?"<br />Motivator yang berawal tampil di stasiun teve O Channel lalu juga tampil di The Golden Ways Metro TV itu menjawab, "Iya. Pernah beberapa peserta saya mengklaim materi yang baru saja selesai saya sampaikan menurut sudut pandang keyakinan agama mereka. Seorang peserta yang beragama Kristiani mengatakan bahwa materi saya ada juga di ajarkan dalam Injil. Peserta lain yang beragama Islam mengaku bahwa materi yang saya sampaikan ada di Al-Quran surat al-Maidah. Peserta yang Budha menganggap bahwa materi saya itu penerapan dari Dharma-dharma Budha. Saya hanya mengembalikan semua apresiasi itu kepada-Nya."<br /><object width="425" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/-37zrZfBoFI&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/-37zrZfBoFI&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="425" height="344"></embed></object><br />Nabi Muhammad saw yang mengajarkan agama Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Ajaran Islam yang bersumber dari wahyu Allah yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw, adalah diperuntukkan bagi semua manusia, semua umat manusia. Sebagaimana bunyi firman "tiada Tuhan selain Allah" dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 107; <span style="font-style:italic;">"Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Hai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."</span><br />Marilah mencitra-dirikan keIslaman kita sebagaimana maunya Allah swt! Ukurannya adalah apa yang kita lakukan haruslah dalam rangka meraih rida Allah, Tuhan kita Yang Maha Tunggal, Esa tanpa sekutu.<br /><span class="fullpost"><br />Selengkapnya bacalah di bawah ini atau di www.sufinews.com.<br /><br />Saya Tak Mau Repot dengan Label Formal Ketuhanan <br />Mario Teguh, 50 thn - Konsultan & Motivator<br /><br />Stephen R. Covey dalam The Seven Habits of Highly Effective People melihat ada kontras yang tajam hampir di semua literatur motivasi dalam 150 tahun belakangan ini, yang berfokus pada apa yang disebut Etika Karakater (Characer Ethic) dan Etika Kepribadian (Personality Ethic). Etika Karakater (Character Ethic) sebagai dasar keberhasilan (seperti integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, rajin, kesederhanaan dan kesantunan), dan mengajarkan bahwa orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati, kebahagiaan yang abadi jika mereka belajar dan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam karakter dasar manusia dianggap sebagai bagian dari pendekatan kepribadian yang manipulatif. <br /><br />Dalam padangan R. Covey, Etika Karakter macam ini hanya mendorong orang untuk membuat orang lain menyukai mereka, atau berpura-pura tertarik terhadap hobi orang lain untuk mendapat apa yang diinginkan dari orang tersebut, atau untuk menggunakan "penampilan kekuasaan". Etika Karakter sekedar lips service saja; penggerak dasarnya adalah teknik mempengaruhi dengan cepat, strategi kekuasaan, keteramplian berkomunikasi, kepandaian beretorika dan sikap positif. <br /><br />Sedang Etika Kepribadian (Personality Ethic) pada dasarnya menenempuh dua pendekatan: satu adalah teknik hubungan manusia dan masyarakat, dan yang satu lagi adalah sikap mental positif (SMP). Sebagian dari filosofi ini diekspresikan di dalam pepatah yang mendatangkan ilham seperti, "Sikap anda menentukan ketinggian posisi anda," "Senyum menghasilkan banyak teman dari pada kerutan pada dahi," dan "Apapun yang dapat dipahami dan diyakini oleh benak manusia itu pasti dapat tercapai." <br /><br />Lalu apa sebenarnya motivasi dan kegunaannya bagi kehidupan manusia? Benarkah kehadiran Motivator ditengah masyarakat disamping memberi semangat, ia juga menstimulus kecerdasan? Lantas, kecerdasan macam apa yang didorong motivator dari para klien ? Adakah Tuhan dan agama di Dunia Motivasi ? Dimana sesungguhnya titik temu antara Dunia Motivasi dengan Dunia Sufi ?Apa arti kesuksesan sejati ? Banyak hal dan hikmah yang akan kita temukan dibalik jawaban-jawaban yang dipaparkan oleh Super Talk, Mario Teguh, motivator yang tulisan-tulisannya dapat kita baca di surat kabar harian Media Indonesia setiap Selasa dan Kamis. Motivasi-motivasinya yang renyah juga dapat kita nikmati setiap Rabu di Radio Delta Fm 99,1 dan Jum'at di Radio Pro2 Fm 105 jam 7 - 8 pagi. Berikut wawancara Cahaya Sufi bersama Mario Teguh:<br /><br />Mengingat laku sebagian saudara sebangsa saat ini, kita terpaksa mengingat kembali tesis Francis Fukuyama tentang The Law Trush Society. Begitu rendah kepercayaan kita satu sama lainnya dan kemarahan, benar-benar telah didudukkan sebagai ujung tombak komunikasi kita. Karena itu kepatuhan terhadap peraturan menjadi begitu rendah. Dan ujung dari semua ini ialah karena satu sama lain dari kita telah saling tidak percaya. Apakah bangsa ini telah patah arang dan kehilangan motivasi?<br /><span style="font-style:italic;">Banyak orang yang salah mengartikan motivasi. Motivasi oleh sebagian orang hanya dipahami sebagai sebuah tranfusi semangat dari satu atau dua orang kepada orang lainnya. Tapi sebetulnya pengertian motivasi lebih dari sekedar itu. Motivasi itu harus ada dibangun pada diri sendiri dan menjadi kemampuan yang memperbesar dirinya sendiri seiring dengan berjalannya waktu. Sebagai motivator, tugas kita hanya memberikan formula-formula yang bisa di internalisasi oleh klien untuk menjadi satu mekanisme penyemangatan diri mereka sendiri. Nah kalau formula-formula itu sudah menginternalisasi dan menjadi mekanisme penyemangatan sendiri, mereka tidak lagi terlalu bergantung pada suasana-suasana bersemangat yang biasanya malah kadang-kadang agak palsu.</span><br /><br />Formula yang anda tawarkan seperti Emotional Question (EQ) nya Daniel Goldman, begitu?<br /><span style="font-style:italic;">Kira-kira begitulah. Tapi saya mengistilahkannya dengan Emotional Intelegents atau Kecerdasan Emosi. </span><br /><br />Jabarannya seperti apa?<br /><span style="font-style:italic;">Banyak cara yang ditawarkan orang dalam melatih responcibility seorang klien. Ada orang yang dilatih untuk berespon agresif terhadap stimuli. Ada juga yang berlatih merespon dengan cara melarikan diri. Ada pula yang menggunakan pendekatan bersembunyi atau mencari pembenaran diri pada apapun. Pada pendekatan yang terakhir ini apapun dibenarkan sebagai dukungan terhadap kebenaran diri karena mendapat serangan dari lingkungan. Nah paradigma ini yang biasanya dibangun dalam budaya. Sehingga muncul budaya kalau tidak setuju diam saja, nanti kalau sudah keterlaluan baru kita bereaksi. Nah ini mengakibatkan sekelompok orang untuk diam selama tidak setuju dan kalau sudah tidak tahan baru bereaksi dengan reaksi yang lebih agresif dan anarkis. </span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Kecerdasan emosi itu bukan semata kemampuan seseorang mengendalikan emosi pada tempat dan waktu tertentu. Dalam Kecerdasan Emosi seseorang dibekali semacam peta baku yang menjadi "rujukan" untuk respons terhadap spekuli, atau respons terhadap hubungan. Seorang anak yang sudah memiliki Peta Kecerdasan Emosi tidak akan berespons negatif ketika dihina sebab dalam dirinya sudah ada peta bahwa hanya orang yang rendah saja yang marah ketika direndahkan orang lain. Seseorang yang sudah memiliki Peta Kecerdasan Emosi tidak akan berespons negatif ketika dikatakan bodoh oleh pihak lainnya sebab dalam Peta Emosi yang dimilikinya ada petunjuk bahwa hanya orang bodoh saja yang mengatakan orang lain bodoh. Kalau secara kolektif bangsa ini di isi oleh individu-individu yang bereaksi positif terhadap apapun yang terjadi dilingkungan kita, yakinlah kehidupan berbegara dan berbangsa ini akan lebih damai dan syahdu.</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Jadi, penyemangatan yang kita bicarakan adalah penyemangatan yang memiliki muara pada pengertian-pengertian baik dan positif, bukan dari acara hingar bingar seperti musik keras atau teriak-teriak atau loncat-loncat atau melalui obat atau minuman yang membantu artificial kita untuk merasa kelihatannya seperti bersemangat. Penyemangatan yang demikian ini sesaat saja sifatnya.</span><br /><br />Di Jepang ada sebuah toko barang antik yang disediakan untuk para eksekutif yang tengah dilanda amarah. Disitu, orang boleh memecah berbagai jenis keramik yang ada dengan harapan setelah itu orang akan merasa lega karena amarahnya telah ditumpahkan pada barang-barang yang dipecahnya. Anda menghindari pendekatan macam ini?<br /><span style="font-style:italic;">Ya. Seperti yang saya katakan barusan, pendekatan macam itu temporal saja sifatnya. Dan ini bukan pemecahan. Marah hanya bisa diobati dengan memaafkan. Menahan amarah tanpa memaafkan hanya akan menambah penyakit saja.</span><br /><br />Tapi dalam konsep tasawuf, memaafkan itu harus dilatih terus menerus seiring dengan tumbuhnya "kedewasaan ruhaniah" seseorang. Masih dalam konteks tasawuf, memaafkan itu hasil perjuangan dari pengendalian kekuatan ghadhab (amarah) yang berada diantara dua tekanan; pengecut dan pemberang. Bagaimana menurut Anda? <br /><span style="font-style:italic;">Nah disinilah letak perbedaan antara Ilmu Kejiwaan Barat dengan Ilmu Kejiwaan dalam agama. Ilmu Kejiwaan Barat tidak menyertakan komponen keyakinan yang murni sebagai mekanisme manusia sebagai sebuah sistem, sedang Ilmu Kejiwaan dalam agama menyertakan proses bahwa manusia itu bagian dari sebuah keberadaan yang lebih besar, yakni Tuhan. Dan apa yang Anda sampaikan itu adalah bagian dari Ilmu Kejiwaan dalam agama.</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Apa yang Anda katakan itu memang sudah seharusnya demikian bagi orang yang sudah mengakui keberadaan Tuhan. Karena kalau kita sudah menerima Tuhan, semua waktu, tempat, keadaan dan kesempatan dipersembahkan hanya untuk Tuhan. Alasan kita tersenyum di pagi hari kepada isteri dan anak-anak, menyambut mereka dengan santun, berusaha datang tepat waktu untuk memenuhi janji, itu semua bukan semata-mata karena didasari atas kesantunan kita sebagai manusia, melainkan kita ingin mengabdi kepada-Nya. <br />Kembali pada "memaafkan" yang Anda katakan, dia sebenarnya akibat dan bukan sifat. Memaafkan adalah sebuah peralihan dari pusat ego kepada altruisme. Orang-orang altruis dalam al-Quran disebut sebagai orang-orang yang berbuat baik (al-muhsinun; red). Semakin jelas disini bahwa memaafkan tak bisa direkayasa secara artificial dengan upacara pemutihan seperti acara halal bi halal misalnya. Serupa dengan memaafkan, kesabaran pun demikian. Ia bukan sifat tapi akibat. Ya, akibat dari karena ia mengerti resiko, mengerti reaksi yang tidak proporsional. Orang yang penyabar dan pemaaf itu sebenarnya cermin dari pengertian luas yang ia miliki. Karenanya kalau ada orang dilahirkan enggak bisa marah, itu bukan kesabaran tapi ketidaknormalan. </span><br /><br />Saat memberikan terapi atau memotivasi, diantara Ilmu Kejiwaan Barat dan Ilmu Kejiwaan dalam agama, mana yang anda gunakan?<br /><span style="font-style:italic;">Kalau Anda perhatikan penjelasan saya diatas, sebenarnya "peta" yang ada dalam Kecerdasan Emosional yang saya tawarkan merupakan gugusan pilar dari kebenaran, keindahan dan kebaikan. Hal ini didasari oleh fitrah kehidupan bahwa manusia dalam hidup itu tak lepas dari menginginkan kebaikan, menyukai keindahan dan mencari kebenaran. Tapi dalam realitas kehidupan, tiga hal ini lebih sering dirasakan oleh manusia sebagai tiga hal yang berdiri sendiri-sendiri. Misalnya kebenaran yang dicari ternyata malah membawa kepedihan, keindahan yang disukainya ternyata tidak membawa kebaikan, atau kebaikan yang diusahakan malah bertentangan dengan kebenaran. Pada saat yang demikian manusia tidak dapat menikmati keadaan itu secara sempurna lalu mengidap split personality atau kepribadian yang terpecah belah. Nah kira-kira melalui apa manusia dapat menemukan dan merasakan kebenaran, keindahan dan kebaikan sejati (haqiqi; red)? Dalam beragama bukan?!</span><br /><br />Wah penjelasan Anda nyufi banget loh ?!<br /><span style="font-style:italic;">Ha…ha…ha…terimakasih, Mas. Tapi terus terang. Dalam menjalankan tugas (baik sebagai pembicara publik maupun motivator) saya menghindari komponen-komponen komunikasi yang terlalu mengindikasikan agama Islam secara formal atau verbal. </span><br /><br />Kenapa ?<br /><span style="font-style:italic;">Buat saya, ketika kita betul-betul dengan sadar sesadarnya mengatakan "ya !" terhadap keberadaan dan keesaan Allah (laa ilaaha illallaah; red) kita tak perlu repot-repot lagi memikirkan lebel-lebel formal ketuhanan. Pokoknya terus berlaku jujur, menjaga kerahasiaan klien, menganjurkan yang baik, menghindarkan perilaku, sikap dan pikiran buruk, saya rasa ini semua pilihan orang-orang beriman. Itu alasan pertama.<br /><br />Alasan kedua, Islam itu agama rahmat untuk semesta alam loch. Berislam itu mbok yang keren abis gitu loch ! Maksudnya jadi orang Islam mbok yang betul-betul memayungi (pemeluk) agama-agama lain. Agama kita itu sebagai agama terakhir dan penyempurna bagi agama-agama sebelumnya. Agama kita puncak kesempurnaan agama loch. Dan karenanya kita harus tampil sebagai pembawa berita bagi semua. Kita tidak perlu mengunggul-unggulkan agama kita yang memang sudah unggul dihadapan saudara-saudara kita yang tidak seagama dengan kita. Bagaimana Islam bisa dinilai baik kalau kita selaku muslim lalu merendahkan agama (dan pemeluk) agama lain. </span><br /><br />Apakah dalam pandangan Anda semua agama itu sama ?<br /><span style="font-style:italic;">Ha…ha…ha…ya jelas tidak sama toch, Mas. Tapi oleh Tuhan manusia diberi kebebasan memilih diantara ketidak samaan itu. Saya tidak akan mengatakan bahwa perbedaan itu rahmat, tapi saya akan menunjukkan Windows Operating System yang dikeluarkan Microsof. Masih ada toch Mas orang yang masih menggunakan Windows 95? Masih ada juga kan orang yang menggunakan Windows 98 atau Windows 2000? Dan Anda sendiri sekarang menggunakan Windows XP kan?. Begitu juga dengan agama-agama Tuhan, Mas. Ada versi-versi yang sesuai untuk zamannya, untuk kelengkapan fikiran di zaman itu dan disana ada jenis kemampuan masing-masing orang dalam menyikapinya. Masak Anda mau memaksa orang lain untuk memakai XP pada orang yang kemampuannya cuma sebatas memiliki Windows 95? Tidak toch!? Alangkah indahnya kalau semua orang Islam ketika bicara dapat diterima semua pemeluk agama lain.</span><br /><br />Contohnya seperti apa pembicaraan yang dapat diterima semua pemeluk agama ? <br /><span style="font-style:italic;">"Anda adalah direktur utama dari perusahaan jasa milik Anda sendiri. Anda adalah CEO dari kehidupan Anda sendiri. Anda sebenarnya, sepenuhnya bertanggungjawab atas bisnis kehidupan Anda dan apapun yang akan terjadi pada diri Anda sendiri. Anda bertanggungjawab atas semuanya antara lain, produksi, pemasaran, keuangan, RND dan lain sebagainya diperusahaan kehidupan Anda. Demikian pula Anda sendirilah yang menentukan berapa besar gaji Anda, berapa income Anda. Bila Anda tidak puas dengan penghasilan yang Anda terima, Anda bisa melihat didekat cermin Anda dan menegosiasikan pada bos Anda, yakni Anda sendiri yang ada didalam cermin," begitu kira-kira. Nah, menurut saya etos demikian tak dapat dibantah oleh semua ajaran agama-agama yang ada didunia.</span> <br /><br />Apa yang anda contohkan bukan malah menujukkan bahwa manusia adalah segala-segalanya. Terkesan, seolah-olah Tuhan tak memiliki peran apa-apa disana ?<br /><span style="font-style:italic;">Diatas saya mengatakan bahwa alasan kita tersenyum di pagi hari kepada isteri dan anak-anak, menyambut mereka dengan santun, berusaha datang tepat waktu untuk memenuhi janji, itu semua bukan semata-mata karena didasari atas kesantunan kita sebagai manusia, melainkan kita ingin mengabdi kepada-Nya. Begitu juga dengan contoh barusan, itu sebenarnya merupakan cermin atas pesan agama yang meminta totalitas kita dalam menjalankan sebuah amanah. Apalagi jika kita bicara tentang "cermin", akan sangat panjang pembicaraan kita. Dan setiap spirit tidak selalu harus ada embel-embel nama surat atau ayat dari kitab suci tertentu. Bukankah seorang jenderal paling ateis pun ketika melepaskan pasukannya ke medan perang tak dapat menghindarkan diri dari ucapan, "Semoga kalian sukses!". Kalimat "Semoga" disitu menyimpan harapan campur tangan kekuatan dari Yang Maha Kuat. Biarlah Tuhan menjadi sesuatu yang tersembunyi dikedalaman relung hati kita yang paling dalam. </span><br /><br />Anda ingin mengatakan bahwa dibalik cermin tersebut ada impian masa depan dan perencanaan strategis, begitu ?<br /><span style="font-style:italic;">Ya, tepat sekali. Salah satu pengamatan penting yang dapat ditemukan pada suatu perusahaan atau individu adalah perusahaan yang dapat mengetahui nilai utamanya dan dapat membuat perencanaan ke depan serta mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam mencapai misi dan visi perusahaan. <br /><br />Demikian pula dengan "perusahaan" Anda. Anda harus memiliki "impian" masa mendatang serta membuat perencanaan strategis yang harus dijalankan sesuai dengan proses yang direncanakan, sehingga Anda bisa mengerjakan apa yang harus Anda kerjakan dan bukan yang Anda senang kerjakan. </span><br /><br />Lantas…?<br /><span style="font-style:italic;">Dengan melakukan perancanaan dan fokus pada proses serta melakukan perbaikan-perbaikan secara berkesinambungan maka Anda akan dapat memperbaiki secara drastis kinerja yang akan dicapai. Tulislah seluruh nilai-nilai yang Anda impikan, buat daftar nilai-nilai tersebut, implementasikan sistem pareto pada list tersebut sehingga dapat ditemukan inti dari keinginan-keinginan Anda serta kemudian dedikasikan diri Anda sepenuhnya pada nilai-nilai kunci yang telah Anda pilih sendiri. <br /><br />Sekali Anda telah memutuskan nilai-nilai kunci tersebut maka untuk selanjutnya Anda harus secara konsekwen menjalankannya dalam kehidupan Anda serta memakai nilai-nilai tersebut sebagai kompas dalam tindakan-tindakan Anda selanjutnya. Nilai-nilai tersebut dapat Anda pakai sebagai pondasi didalam Anda memutuskan apa yang akan Anda lakukan setiap harinya. Bila terjadi suatu kebingungan atas beberapa pilihan, Anda harus kembali pada nilai-nilai tersebut didalam memutuskannya. Nah disinilah pentingnya kita memiliki Peta Kecerdasan Emosi dan jangan paksa saya untuk menyebutkan surat apa dan ayat berapa termuat didalam kitab suci. Ha…ha…ha…<br /></span><br /><br />Jadi, menurut anda apa asset paling utama untuk perusahaan dan indvidu ?<br /><span style="font-style:italic;">Asset yang paling utama bagi suatu perusahaan dan individu adalah reputasi. Pemasaran adalah persaingan antar persepsi yang ada dibenak pelanggan dan bukan persaingan antara produk yang sebenarnya. Jadi, reputasi dan persepsi suatu perusahaan atau individu adalah sesuatu yang amat penting dalam mencapai kesuksesan. </span><br /><br />Jika ditemukan kegagalan, dimana letak masalahnya?<br /><span style="font-style:italic;">Saya melihat hanya sales people yang gagal, yang disebabkan karena mereka banyak menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang kurang memberikan nilai-nilai kunci pada perusahaan kehidupan mereka. Sebaliknya, bagi para sales people yang sukses, umumnya mereka fokus pada aktifitas yang banyak memberikan nilai-nilai tambah dalam perusahaan kehidupannya.</span><br /><br />Termasuk memberi nilai tambah estetika untuk perusahaan yang bernama Republik Indonesia karena kemerosotan perilaku bangsanya yang terjadi disana-sini?<br /><span style="font-style:italic;">Ha…ha…ha…Dalam sekali anda! Tapi memang benar, pengalaman estetika itu memang menjadi soal yang mendesak bagi masyarakat kita akhir belakangan ini. Sehingga mata pendidikan estetika pun menjadi pendidikan yang layak diakselarasi. Estetika bukan sebatas menyangkut kesenian semata, ini adalah peristiwa kebudayaan. Estetika itu awalnya adalah ketakjuban manusia dihadapan alam. Lalu alam itu mengajarkan bermacam-macam persoalan agar manusia meniru dan menduplikasinya. Sejak itulah lahir peristiwa kesenian. Didalam kesenian jiwa manusia diperkenalkan kepada nilai-nilai yang lebih luhur. Dari keluhuran seni, manusia tergerak untuk mencari pengalaman yang lebih tinggi dan bertemulah dengan pengalaman reliji. Dari seni pindahlah mereka kepada agama. Dari sekedar pengalaman estetik maka menginjaklah manusia kedalam pengalaman relejius.</span><br /><br />Sama seperti para ahli tasawuf saat membahas cahaya dari proses manusia bahwa hidup adalah sebuah tamsil agung tentang perjalanan seorang manusia menembus lorong dirinya sendiri, tanpa kawan, tanpa bekal, tanpa lentera…..?<br /><span style="font-style:italic;">Ha…ha…ha…. Anda lebih paham soal itu. Kembali kepada pendidikan estetika tadi, itulah pendidikan yang hasilnya akan kita nikmati dalam bentuk nilai kepatuhan publik kepada hukum, tertib sosial, sikap mental masyarakat yang hidup dan menjunjung tinggi kedaulatan umum. Dan bangsa ini akan menjadi bangsa yang peka terhadap alam dan kemanusiaan. </span><br /><br />Sekaligus menjadi bangsa yang tampil lebih kuat dihadapan hasutan budaya pop dan tidak mudah memuja sesuatu yang sejatinya biasa-biasa saja cuma karena ia di populerkan oleh media massa ?<br /><span style="font-style:italic;">Ya. Hasil pendidikan itu membuat bangsa ini mudah mengenali sesuatu yang sejatinya indah dan gerah ketika melihat limbah.</span><br /><br />Dengan cara apakah pendidikan estetika ini harus dijalankan ? <br /><span style="font-style:italic;">Oleh karena estetika itu lebih luas dari hanya mengenali lukisan cantik, tidak mudah memang untuk menyingkapnya. Tapi jika mau sederhana mulailah dari diri kita dan masing-masing komponen bangsa untuk kemudian para pemimpin yang besar visi estetik nya dan kesuksesan pun siap untuk dijelang. </span><br /><br />Apa arti sukses menurut anda ? <br /><span style="font-style:italic;">Perjalanan 50 tahun hidup yang sudah saya jalani menyimpulkan bahwa sukses itu tidak selalu berarti mendapat piala atau pujian, meski tak ada salahnya jika kita mendapatkan keduanya. Hanya saja itu semua bukan kriteria dari sukses itu sendiri. Karenanya tak jarang orang kemudian sulit menemukan kesuksesan-kesuksesan yang pernah diraihnya. <br /><br />Secara sederhana sukses adalah bagaimana kita keluar dari comfort zone kita dan mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan definisi ini Anda akan melihat begitu banyak kesuksesan yang bisa Anda lihat pada diri Anda. Kalau kemarin Anda baru bisa membantu satu orang, hari ini Anda bisa membantu dua dan besok Anda bisa membantu lebih banyak lagi, maka anda sukses. Dengan perasaan yang positif mengenai kesuksesan yang pernah Anda raih, maka Anda akan merasa semakin sukses dan semakin percaya diri dengan cita-cita, visi dan misi hidup Anda. <br /><br />Saya sangat tidak setuju dengan ungkapan, "Biarlah kita sekarang susah, asal nanti kita sukses". Ini jelas enggak pernah bakal sukses. Saya bertanya, dimana anak tangganya? Bukankah untuk meraih kesuksesan besar harus diawali dengan kesuksesan kecil dan sedang?. Ada pepatah yang mengatakan, "Sukses akan melahirkan sukses yang lain." Nah dari pepatah ini dapat diambil pelajaran, apabila kita semakin mudah untuk melihat kesuksesan kita dari hal-hal yang kecil, maka mudah bagi kita untuk mengumpulkan, mengakumulasikan dan melangkah mencapai sukses yang lebih besar. Percaya dech, dengan sukses kecil-kecil itu, cepat atau lambat sukses yang lebih besar akan menjemput Anda. </span><br /><br />Tapi sayang, umumnya, masyarakat kita menilai sukses seseorang dari ukuran-ukuran materi seperti merek mobil yang digunakan, mewahnya rumah yang dimiliki dan lain sebagainya. Bagaimana komentar Anda ? <br /><span style="font-style:italic;">Ini jelas penilaian yang harus diluruskan sebab akan ada akibatnya; jika tidak kaya atau bergelimang harta maka seseorang tidak dikatakan sukses. Sehingga pada akhirnya berlomba-lomba setiap orang untuk mencari kekayaan yang lepas dari cara yang halal atau yang haram karena ia takut kalau dikatakan tidak sukses. Jika kekayaan itu sudah diraihnya, pasti ia mudah terlena dengan kekayaan itu. Dengan angkuh, ia mengklaim bahwa kekayaan yang ada padanya itu hasil jerih payahnya sendiri. Ia lupa bahwa kekayaan sesungguhnya bukanlah sebab melainkan akibat dari sukses yang diraihnya. Hemat saya, orang yang angkuh dengan apa yang dicapainya sebenarnya dia tidak berencana untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan yang lain. </span><br /><br />Tandanya apa sich seseorang yang terjebak pada keangkuhan atau kesombongan?<br /><span style="font-style:italic;">Konon tidak seorang pun bisa masuk sorga kalau hatinya tinggi, arogansinya besar dan harga dirinya bengkak. Orang-orang arogan tidak bisa masuk sorga. Kira-kira begitulah secara spiritual. Tetapi didunia pekerjaan pun orang-orang yang kemudian masuk dalam jebakan kesombongan dan arogansi ditandai dengan perasaan luar biasa hebat, perasaan paling top, perasaan paling hebat, bahkan lupa sebenarnya dia sudah merasa lebih besar dari pada sejatinya. Perusahaan-perusahaan dan orang-orang demikian biasanya mulai mengalami proses penjatuhan atau proses penurunan.</span><br /><br />Jadi, sombong itu awal dari kejatuhan individual maupun kejatuhan perusahaan?<br /><span style="font-style:italic;">Ya, awal dari kejatuhan individual atau kejatuhan perusahaan adalah ketika mereka lupa diri, arogansi dan sombong. Itulah yang bisa diungkapkan dari sejarah bisnis. Pada banyak produk-produk yang dulu terkenal, pemimpin besar, market leader, tapi kemudian sekarang hilang dari peredaran. Kenapa? Jawabanya adalah ketika mereka terjebak dalam kesombongan yang membuatnya rasa puas diri. </span><br /><br />Dengan kata lain, sebaliknya, jika kita ingin maju kita harus rendah hati ?<br /><span style="font-style:italic;">Iya.</span><br /><br />Rendah hati yang anda maksud ?<br /><span style="font-style:italic;">Ya, dia sejenis perasaan dimana kita bukan yang paling top, meski barangkali kita sudah duduk di tempat yang top. </span><br /><br />Maksudnya ?<br /><span style="font-style:italic;">Bisa saja seorang duduk dikursi Presiden misalnya, Gubernur misalnya, pokoknya sudah paling top. Lalu dia tetap menunjukkan kerendahan hati, itu rendah hati namanya. Sebaliknya, jika seseorang duduk pada tempat yang tinggi, seperti pada jabatan-jabatan itu, namun ia arogan, maka orang tersebut berubah menjadi tirani, berubah menjadi dictator, bahkan fasis. <br /><br />Seseorang yang duduk dikedudukan tinggi tetapi rendah hati maka dia berubah menjadi pelayan, orang tersebut menyenangkan kita. Jadi sekali lagi, seorang yang rendah hati tidak merasa sudah paling tinggi meskipun barangkali dia sudah ditempat paling tinggi. Dengan kata lain, kerendahan hati adalah tidak menuntut apa yang tidak patut bagi kita sesuai dengan kedudukan kita. Mendahulukan orang lain dengan menolak mendahulukan apa yang patut bagi kita sesuai dengan kedudukan kita, itu kerendahan hati. Kerendahan hati adalah sebuah syarat dimana kita bisa belajar lebih lanjut. Ketinggian hati adalah sebuah kondisi dimana kita tidak belajar lagi karena sudah merasa paling top, paling pinter, paling luar biasa.</span><br /><br />Penjelasan Anda mengingatkan saya akan nasehat Sufi Besar, Imam Ibnu 'Atha'illah, yang mengatakan, "Tanamkanlah ujudmu dalam bumi yang sunyi sepi, karena sesuatu yang tumbuh dari benda yang belum ditanam, tidak sempurna hasilnya." Pertanyaannya, bagaimana memupuk rasa rendah hati dalam diri kita ?<br /><span style="font-style:italic;">O, ya ? Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memupuk kerendahan hati diantaranya adalah dengan menyadari kembali bahwa seluruh yang kita punyai adalah anugerah-Nya, berkah-Nya atau rahmat-Nya. Karenanya katakan pada diri sendiri, "Aku masih ingin belajar", "Aku masih ingin mendapatkan input dari sekelilingku", "Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik". </span><br /><br />"Aku masih ingin belajar", "Aku masih ingin mendapatkan input dari sekelilingku", "Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik". Jika ditilik dari kehidupan kita, umat Islam, nampaknya metode memupuk kerendahan hati yang Anda sampaikan masih menjadi problem besar tersendiri ya ?<br /><span style="font-style:italic;">Persis seperti yang saya perhatikan selama ini. Saudara-saudara kita sesama muslim masih terlalu asyik dengan dunianya sendiri dan bergaul hanya pada lingkungannya sendiri. Malah yang lebih memprihatikan, dengan sesama muslim kalau ngundang pembicara dia tanya dulu, "Orang itu madzhabnya apa ?." Dia tidak akan menerima orang yang tidak satu madzhab, satu aliran, dengannya. Padahal dinegara-negara maju sudah menjadi pemandangan yang biasa orang-orang Yahudi mengundang pembicara Islam, Hindu atau Kristiani, atau sebaliknya. <br />Mereka sudah mantap dengan iman mereka sehingga mereka tidak khawatir dengan pembicara yang datang dari luar komunitas mereka. Mereka sangat yakin, bahwa dengan cara demikian (menghadirkan pembicara "orang luar"), mereka dapat memperkaya wacana dan kehangatan batin. Kita, atau persisnya sebagian umat Islam, lupa bahwa salah satu cara mensyukuri perbedaan ditunjukkan bukan pada lisan akan tetapi dengan mendengarkan pendapat orang lain yang beda keyakinan agamanya.</span><br /><br />Anda punya pengalaman keberislaman Anda yang inclusive itu?<br /><span style="font-style:italic;">Iya. Pernah beberapa peserta saya mengklaim materi yang baru saja selesai saya sampaikan menurut sudut pandang keyakinan agama mereka. Seorang peserta yang beragama Kristiani mengatakan bahwa materi saya ada juga di ajarkan dalam Injil. Peserta lain yang beragama Islam mengaku bahwa materi yang saya sampaikan ada di Al-Quran surat al-Maidah. Peserta yang Budha menganggap bahwa materi saya itu penerapan dari Dharma-dharma Budha. Saya hanya mengembalikan semua apresiasi itu kepada-Nya.</span><br /><br />Pengalaman lain ?<br /><span style="font-style:italic;">Masih banyak orang yang salah faham terhadap Islam. Ada satu pengalaman yang mengherankan sekaligus membuat saya prihatin. Dalam satu seminar di acara coffee break isteri saya didatangi salah seorang peserta penganut agama Kristen yang taat. Masih kepada isteri saya, orang itu memberi komentar bahwa saya menerapkan ajaran Injil dengan baik. Lalu dengan lembut, penuh kehati-hatian, isteri saya memberitahu bahwa saya seorang muslim. Sontak orang itu terperanjat saat mengetahui bahwa saya seorang muslim. Yang membuat isteri saya (dan kemudian juga saya) prihatin adalah ucapannya, "Loch, koq ada ya orang Islam yang baik macam Pak Mario !?" Saya pun terkekeh mendengarnya. Nah ini kritik dan sekaligus menjadi tugas kita semua untuk memperbaiki citra Islam. </span><br />---(ooo)---<br />Izhaque<br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-49527850111200109712008-10-27T10:31:00.000+07:002008-11-01T21:10:35.925+07:00Bisnis kita yang paling utama adalah berbisnis dengan Allah, Tuhan kita<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIWTwg6p6QiN-pObZ6mYgPSFWWbhP8kkMT5bbMhSfptn5rEN5mSMt6CzRX5QlFNdJhrhSr3vZfHvip-uNIn-YL5ynIDgzdAy_lxbUgxuBNQO4iE4J7EsVavUWiYGGVMfW-qEU8cniJ-TE/s1600-h/Kabah+bisnislami.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIWTwg6p6QiN-pObZ6mYgPSFWWbhP8kkMT5bbMhSfptn5rEN5mSMt6CzRX5QlFNdJhrhSr3vZfHvip-uNIn-YL5ynIDgzdAy_lxbUgxuBNQO4iE4J7EsVavUWiYGGVMfW-qEU8cniJ-TE/s200/Kabah+bisnislami.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5261673323997652114" /></a><br />By Dana Anwari. Bisnis utama kita adalah berbisnis dengan Allah. Kita rida kepada Allah. Allah pun rida kepada kita. Kita rida melaksanakan perintah Allah. Allah pun rida menjadikan kita sukses. Kita rida menjauhi larangan Allah. Allah pun rida menjadikan kita beruntung. Kita menjual jiwa raga dan harta kita dengan rida berjuang di jalan Allah, Allah pun membelinya dan rida memberikan surga-Nya.<br /><br />Bisnis kita yang utama adalah berbisnis dengan Allah. Kita membeli kenikmatan (surga)-Nya dengan menjual jiwa raga & harta benda kita di jalan-Nya. Sebagaimana firman Allah kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad saw dalam Al Quran surat At Taubah ayat 111:<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Verily, Allâh has purchased of the believers their lives and their properties for (the price) that theirs shall be the Paradise. They fight in Allâh’s Cause, so they kill (others) and are killed. It is a promise in truth which is binding on Him in the Taurât (Torah) and the Injeel (Gospel) and the Qur’ân. And who is truer to his covenant than Allâh? Then rejoice in the bargain which you have concluded. That is the supreme success.</span><br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-89932881071892307062008-10-27T10:30:00.000+07:002008-10-27T10:31:37.869+07:00Uang tidak maha kuasa, tapi Allah Yang Maha BerkuasaBy Dana Anwari. Rezeki gratis dari Allah banyak yang diberikan-Nya kepada kita seperti udara untuk bernafas, bumi untuk menetap, dan langit sebagai atap.<br />Tapi untuk menikmati udara-Nya yang segar, kita harus punya uang untuk pergi berlibur ke pantai atau ke pegunungan.<br />Untuk tinggal di bumi-Nya yang nyaman, kita harus punya uang untuk membeli rumah agar terhindar dari terik matahari dan hujan.<br />Dan untuk memperoleh kenikmatan-Nya yang sempurna, yakni surga-Nya,<br />uang dapat kita manfaatkan untuk membeli tiketnya<br />asalkan kita tahu caranya.<br /><span class="fullpost"><br />Yang Maha Berkuasa menyenangkan kehidupan kita adalah Tuhan kita: Allah. Bukannya uang yang maha kuasa, karena uang hanyalah sarana. Tidak percaya? Memang Allah swt lah yang membuat langkah bisnis kita menjadi mudah. Lalu kalau Allah sudah menjadikan langkah bisnis kita menjadi mudah, mengapa kita membuatnya menjadi sulit? Jawabannya hanya satu: semakin ingatlah kita kepada Tuhan kita yang menjadi tempat kita kembali.<br />Bacalah firman Allah kepada semua umat manusia yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dalam Al Quran surat Al Mulk ayat 15:<br />"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."<br />He it is Who has made the earth subservient to you (i.e. easy for you to walk, to live and to do agriculture on it); so walk in the path thereof and eat of His provision. And to Him will be the Resurrection.<br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-74661097303825362772008-10-27T10:28:00.000+07:002008-11-01T21:11:30.151+07:00Kegagalan atau keberhasilan kita ditentukan oleh kompanyon yang kita pilihBy Dana Anwari. Apakah kita ingin berhasil? Atau kita memilih ke dalam kelompok yang menginginkan kegagalan?<br />Untuk suatu kebaikan yang berkah, tentu kita ingin berhasil. Untuk kebatilan yang dibenci Tuhan, tentu kita menginginkan kegagalan.<br />Dalam berbisnis, kegagalan atau keberhasilan ditentukan oleh pilihan kita terhadap kompanyon bisnis kita. Simaklah firman Tuhan dan sabda Nabi Muhammad saw:<br /><span style="font-style:italic;">Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.</span> (QS Ali Imran:118)<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">O you who believe! Take not as (your) Bitânah (advisors, consultants, protectors, helpers, friends) those outside your religion (pagans, Jews, Christians, and hypocrites) since they will not fail to do their best to corrupt you. They desire to harm you severely. Hatred has already appeared from their mouths, but what their breasts conceal is far worse. Indeed We have made plain to you the Ayât (proofs, evidence, verses) if you understand.</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberi-kan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan menda-patkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap.</span> (1514-HR Bukhari & Muslim)<br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-44085071610407177382008-10-27T10:25:00.000+07:002008-10-27T10:28:24.036+07:00Katakanlah kepada orang yang kamu ajak berjual-beli: Tidak boleh menipu!By Dana Anwari. Jujur dan jangan menipu. Itulah prinsip bisnis yang diajarkan oleh teladan kita, Nabi Muhammad saw.<br />Sebelum kita bersikap jujur kepada orang lain, marilah kita jujur kepada diri sendiri. Bila kita tidak jujur kepada diri sendiri, bagaimana kita mau membuat kelemahan kita menjadi berkurang? Karena tidak bisa menilai secara obyektif kelemahan diri sendiri, maka kita jadi salah memperbaiki kekurangan kita. Kita akhirnya tidak mampu mengubah kelemahan itu menjadi suatu kebangkitan kekuatan baru.<br />Apa yang dihasilkan dari suatu tipuan? Kepalsuan. <br /><span class="fullpost"><br />Hasil yang palsu. Karena, diraih dengan kepalsuan. Kepalsuan tidak pernah melegakan. Kepalsuan bukan suatu kenyamanan. Adakah orang yang memilih hidup dalam ketidak-nyamanan?<br />Sesulit apa pun, tampaknya, perintah Allah, bila kita menyakininya sebagai kebenaran dalam jiwa, maka yang kita rasakan adalah kenyamanan. Pernahkan kita merasakan nyamannya mendirikan shalat? Pernahkan kita merasakan nyamannya berpuasa? Pernahkah kita merasakan nyamannya bersedekah? Pernahkah kita merasakan nyamannya umrah dan berhaji?<br />Marilah kita merasakan nyamannya bersikap jujur dan tidak menipu. Simaklah riwayat Nabi kita yang turun temurun ini. <span style="font-style:italic;">Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Seorang lelaki melaporkan kepada Rasulullah saw. bahwa ia tertipu dalam jual beli. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Katakanlah kepada orang yang kamu ajak berjual-beli: Tidak boleh menipu!” Sejak itu jika ia bertransaksi jual beli, ia berkata: Tidak boleh menipu! </span>(Hadis riwayat Bukhari & Muslim:870)<br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-24134555506716188052008-10-27T10:23:00.000+07:002008-10-27T10:45:18.426+07:00Ambillah rezeki kita yang sudah disediakan Allah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8zlCdPL9NOXmHofUcpathPLaEVjMx_U_of5hzJLdXiHNYsCSGdegDRubpKPEABkOhwz8zCaTDzo_6rm-yOG7Cg6YHFu3AMnIfMEyI3z2rL-suhiMUBLFfn4gclp-HMfizELwKFc-5RTQ/s1600-h/Allah+dekat+businessislam+gbr.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 230px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8zlCdPL9NOXmHofUcpathPLaEVjMx_U_of5hzJLdXiHNYsCSGdegDRubpKPEABkOhwz8zCaTDzo_6rm-yOG7Cg6YHFu3AMnIfMEyI3z2rL-suhiMUBLFfn4gclp-HMfizELwKFc-5RTQ/s320/Allah+dekat+businessislam+gbr.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5261674650734597458" /></a><br />By Dana Anwari. Tuhan sudah menyediakan rezeki-Nya untuk kehidupan kita di bumi ini. Raihlah dengan berdagang! Lebih dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan di antaranya dihasilkan dari berdagang.<br /><br />Jangan kuatir tidak memperoleh rezeki-Nya, karena Allah sudah menyiapkannya buat kita. Maka, raihlah dengan bekerja keras!<br />Jangan enggan berusaha karena meyakini Allah pasti tetap memberikan rezeki-Nya kepada kita meskipun kita bermalas-malasan. Maka, bekerjalah lebih cerdas!<br />Jangan berputus asa karena masih merasa kesulitan meraih rezeki-Nya. Maka, kenali lagi Tuhanmu: Allah!<br />Jangan sewenang-wenang melupakan Allah atas rezeki yang telah berhasil kita peroleh. Maka, bersyukurlah!<br /><span style="font-style:italic;">“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik,”</span> begitu kubaca di surat Al Hasyr ayat 19 Al Quran.<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">And be not like those who forgot Allâh (i.e. became disobedient to Allâh), and He caused them to forget their ownselves, (let them to forget to do righteous deeds). Those are the Fâsiqûn (rebellious, disobedient to Allâh).</span><br /><br />Masihkah kita tidak percaya kalau kita harus terus bersyukur kepada Allah?<br />Bacalah firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw di Al Quran surat Hud ayat 6 : <span style="font-style:italic;">Dan tidak ada suatu binatang melata pun (yang dimaksud ‘’binatang melata’’ di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa) di bumi melainkan Allah- lah yang memberi rezekinya.</span><br /><span style="font-style:italic;">And no moving (living) creature is there on earth but its provision is due from Allâh. </span><br /><br />Simaklah firman Allah yang menyatakan Dia telah menyediakan keperluan kita di bumi ini, Al Quran surat Al Hijr ayat 19-20 : <span style="font-style:italic;">Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.</span><br /><span style="font-style:italic;">And the earth We have spread out, and have placed therein firm mountains, and caused to grow therein all kinds of things in due proportion. And We have provided therein means of living, for you and for those whom you provide not (moving (living) creatures, cattle, beasts, and other animals).</span><br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-23669646344158269182008-10-27T10:21:00.000+07:002008-10-27T10:23:29.291+07:00Cari keuntungan dengan cara yang halal. Itu menjadi bukti kesuksesan kita berbisnis dengan TuhanBy Dana Anwari. <span style="font-style:italic;">“Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.“</span> Begitu kubaca dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 147.<br /><span style="font-style:italic;">(This is) the truth from your Lord. So be you not one of those who doubt.</span><br /><br />Lalu, mengapa kita rusak hati kita dengan menjadi orang peragu, yang menempatkan diri di antara keimanan dan kekafiran?<br />Bila kita menyantap sesuatu yang diharamkan Allah, bukankah kita sedang membiarkan diri kita jadi rusak?<br />Bila kita menikmati kesenangan yang diharamkan Allah, bukankah kita sedang membiarkan jiwa kita jadi rusak?<br />Kerusakan diri dan jiwa itu menjadikan seluruh kesuksesan yang pernah kita capai jadi rusak pula, tiada berarti.<br />Jadikanlah keuntungan bisnis yang kita raih menjadi suatu keuntungan di mata Tuhan.<br />Jadikanlah kesuksesan bisnis yang kita raih menjadi suatu kesuksesan di mata Tuhan.<br /><span class="fullpost"><br />Marilah kita ingat ajaran Nabi kita, Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim (913): <span style="font-style:italic;">Hadis riwayat Nu’man bin Basyir ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda (Nu’man menggerakkan jari-jemari ke telinganya), “Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu pun telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak jelas hukumnya) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Oleh karena itu, barangsiapa menghindari perkara syubhat, ia telah membebaskan agama dan kehormatannya. Dan orang yang terjerumus ke dalam syubhat, berarti telah terjerumus ke dalam perkara haram, seperti penggembala yang menggembalakan di sekitar tempat terlarang, maka kemungkinan besar gembalaannya akan masuk ke tempat terlarang itu.<br />Ketahuilah! Sesungguhnya setiap penguasa itu memiliki daerah terlarang.<br />Ketahuilah! Sesungguhnya daerah terlarang milik Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya.<br />Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik pula seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.”</span><br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-81048604904094136992008-10-27T10:19:00.001+07:002009-07-08T18:49:18.837+07:00Membangun kebersamaan bisnis yang kokoh tidak mungkin terjadi bila mengabaikan visi ketauhidanBy Dana Anwari. Visi ketauhidan adalah cara memperkokoh bangunan kebersamaan bisnis yang berdaya tahan lama.<br />Semua khilaf yang terjadi dikembalikan kepada Tuhan.<br />Semua salah yang mengganggu dikembalikan kepada Tuhan.<br />Tiada manusia yang sempurna. Hanya Tuhan Yang Maha Sempurna.<br />Bila yang khilaf dan bersalah menyadari kesalahannya lalu memperbaiki kinerjanya dan bertanggungjawab menyelesaikan tugasnya hingga berhasil, bukan hanya mitra bisnisnya yang tersenyum. Tuhan pun tersenyum.<br />Tuhan menyukai orang yang berbuat dosa lalu memohon ampunan-Nya dengan tidak mengulangi dosanya, bahkan memperbaiki dirinya menjadi lebih baik lagi.<br /><span class="fullpost"><br />Ingatlah firman-Nya yang selalu bisa kita baca dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 103: <span style="font-style:italic;">Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">And hold fast, all of you together, to the Rope of Allâh (i.e. this Qur’ân), and be not divided among yourselves, and remember Allâh’s Favour on you, for you were enemies one to another but He joined your hearts together, so that, by His Grace, you became brethren (in Islâmic Faith), and you were on the brink of a pit of Fire, and He saved you from it. Thus Allâh makes His Ayât (proofs, evidence, verses, lessons, signs, revelations, etc.,) clear to you, that you may be guided. </span> <br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-35370572161170180602008-10-27T10:17:00.001+07:002009-07-08T18:48:51.758+07:00Salahkah kita bila mengharapkan surga-Nya?By Dana Anwari. <span style="font-style:italic;">"Apakah orang yang mengikuti keridaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahanam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan,”</span> demikian Tuhan berfirman dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 162-164, <span style="font-style:italic;">“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul (Muhammad) dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al Hikmah (Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”</span><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">Is then one who follows (seeks) the good Pleasure of Allâh (by not taking illegally a part of the booty) like the one who draws on himself the Wrath of Allâh (by taking a part of the booty illegally - Ghulul )? - his abode is Hell, and worst, indeed is that destination! They are in varying grades with Allâh, and Allâh is All-Seer of what they do. Indeed Allâh conferred a great favour on the believers when He sent among them a Messenger (Muhammad saw) from among themselves, reciting unto them His Verses (the Qur’ân), and purifying them (from sins by their following him), and instructing them (in) the Book (the Qur’ân) and Al-Hikmah (the wisdom and the Sunnah of the Prophet saw (i.e. his legal ways, statements, acts of worship)), while before that they had been in manifest error.</span><br /><br />Tiada hal lain yang hendak kita capai di dunia ini selain keridaan Allah atas segala perbuatan yang kita niatkan dan kita kerjakan. Dengan keridaan Allah, kita akan menikmati keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat. <br />Pencapaian kepada keridaan-Nya membuat kita diberi yang terbaik oleh Allah, meskipun terkadang kita merasa pemberian-Nya adalah bukan yang terbaik bagi kehidupan kita. Bila yang diberikan Allah kepada kita pun memang yang tidak menyenangkan di dunia ini, yakinlah, dengan tetap teguh di jalan yang diridai-Nya, maka kita bakal meraih kebaikan-Nya yang sempurna di akhirat, yakni surga-Nya.<br /><br /><span style="font-style:italic;">“Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar”.<br />Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” </span>Begitu Tuhan kita berfirman, dicatat dalam surat Al Maidah ayat 119-120 Al Quran.<br /><span style="font-style:italic;">Theirs are Gardens under which rivers flow (in Paradise) - they shall abide therein forever. Allâh is pleased with them and they with Him. That is the great success (Paradise). To Allâh belongs the dominion of the heavens and the earth and all that is therein, and He is Able to do all things.</span><br /><br />Jadi, raihlah dulu rida Allah. Dengan meraih rida Allah, maka kita akan memperoleh surga-Nya. <br /><br />Tidak salah bila kita shalat karena merindukan surga-Nya. Tapi, kunci masuk ke surga-Nya adalah keridaan-Nya. Maka, marilah kita isi hidup dan kehidupan kita di dunia ini dengan jejak langkah di jalan yang diridai-Nya guna mencapai keridaan-Nya. Agar Allah rida kepada kita karena kita telah rida kepada Allah.<br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-60078576489411857612008-10-27T10:15:00.000+07:002008-10-27T10:17:22.252+07:00Selalu mengindahkan persetujuan relasi bisnismu akan menciptakan kelanggengan bisnisBy Dana Anwari. Prinsip jual beli adalah ada yang menjual dan ada yang membeli. Bila menjual tanpa ada yang membeli, maka pekerjaan menjual itu tiada gunanya. Bila ingin membeli tetapi tidak ada yang menjual, maka "kekayaan" kita yang digunakan untuk membeli jadi tiada arti.<br />Begitupun dengan mitra bisnis kita. Kehadirannya telah membuat bisnis kita lebih bermakna. Hargailah mitra kita. Jangan abaikan pendapatnya, kritikannya dan pujiannya. Ingatlah tujuan bisnis bersama: goal kita adalah diberkati Tuhan. Itulah salah satu ukuran penilaian sudah seberapa benar iman dan amal saleh kita.<br />Simaklah firman Allah swt yang mengajarkan kebenaran-Nya kepada kita, dalam Al Quran surat Shaad ayat 24: Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat lalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini. <br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style:italic;">And, verily, many partners oppress one another, except those who believe and do righteous good deeds, and they are few." And Dâwûd guessed that We have tried him and he sought Forgiveness of his Lord, and he fell down prostrate and turned (to Allâh) in repentance.</span><br /><br />Simaklah pula ajaran Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim (918):Jabir ra. berkata: <span style="font-style:italic;">Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang berserikat dengan orang lain dalam memiliki rumah atau pohon kurma, maka ia tidak boleh menjualnya sebelum memberitahukan kawan serikatnya, apabila ia rela, maka ia boleh mengambil (harganya) dan jika tidak suka, maka ia harus meninggalkan (tidak menjual). </span><br />bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-865532455526301874.post-45510970551217476602008-10-27T10:14:00.000+07:002008-10-27T10:15:28.663+07:00Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan AllahBy Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur bersujud menyembah Allah. Apa pun kehidupan yang dilakoninya, adalah suatu usaha untuk menyembah-Nya, yakni melaksanakan amanah-Nya. <br />Ada di surat dan ayat berapakah firman Allah yang mengabarkan hal itu dalam Al Quran?<br /><span class="fullpost"><br />Alhamdulillah, Allah Maha Pemaaaf atas kesalahan kita bila kita belum sanggup menanggung beban amanat-Nya. Kita yang masih belum berhasil melaksanakan amanat-Nya masih diberi kesempatan untuk memperbaikinya. Buktinya? Umur kita telah dipanjangkan-Nya, kita belum mati. Berarti kita masih dikasih kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri.<br />Semoga kita tidak mudah lalai mengabaikan perjanjian kita dengan Allah, karena itu satu-satunya jalan utama menuju kesuksesan yang diberkahi keberuntungan Tuhan.<br />http://bisnislami.blogspot.com<br />***<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0